Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah (Jateng) mengecek kompleks makam di Dusun Jerukan, Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang berpagar berbatu bata kuno. Dari hasil pengecekan BPCB batu bata itu berukuran lebih besar dibandingkan batu bata pada umumnya.
Pantauan di lokasi, Jumat (8/1), tim BPCB datang sekitar pukul 10.00 WIB siang tadi. Usai menemui perangkat desa, tim lalu mengukur pagar kompleks makam yang terbuat dari batu bata besar itu. Seluruh pagar berbahan batu bata kuno itu tampak dipenuhi lumut.
Panjang pagar sekitar 14 meter dengan lebar 9,3 meter. Di dalam pagar tampak ada 19 makam kuno dengan nisan batu tanpa tulisan angka maupun huruf. Terlihat ada dua makam yang sudah rata dengan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Dusun Jerukan, tim BPCB juga mengecek makam di Dusun Jengkaran. Di lokasi ini, ada tiga makam dengan tembok batu bata berukuran besar, tapi ukurannya masih lebih kecil dari yang ditemukan di Dusun Jerukan.
"Sepanjang sepengetahuan kami ini batu batanya lebih besar. Banyak batu bata kuno ukuran ketebalannya cuma 8 cm, tapi ini 10 cm lebih jadi tebalnya luar biasa," kata Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deni Wahyu Hidajat pada detikcom di lokasi makam Dusun Jerukan, Desa Sekaran, Klaten, Jumat (8/1/2021).
Deni menyebut dari jenis dan ukurannya, batu bata itu diduga berasal dari era masa Kerajaan Islam. Batu bata itu, kata Deni, juga digunakan pada masa Kerajaan Hindu dan Buddha.
"Di masa Hindu dan Buddha sudah digunakan tapi yang ini terkait dengan Keraton Surakarta sebab ada cerita tutur warga," lanjut Deni.
Deni menyebut belum diketahui pasti siapa pemilik nisan kuno tersebut. Sebab, tidak ditemukan adanya jejak huruf, angka, maupun cerita tutur dari warga.
"Nanti kita masukkan data register peninggalan diduga cagar budaya. Sambil kita kaji di balai tentang siapa yang dikubur di lokasi ini," sambungnya.
Deni pun meminta warga agar ikut menjaga dan merawat makam dan batu bata kuno tersebut. Sebab, temuan kompleks makam kuno itu baru satu-satunya di daerah tersebut.
"Warga harus merasa memiliki sebab ini satu satunya di daerah sini, menjaga dan merawat. Meskipun belum jelas siapa di dalam makam itu," jelas Deni.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan batu bata berukuran besar atau jumbo itu memang digunakan untuk pemakaman. Sebab, tidak ada ornamen lain seperti yang biasa ditemukan untuk struktur candi.
"Ini batu bata ya untuk pagar makam. Makam yang dipagari ini makam kuno lalu diperluas warga untuk pemakaman umum," tambah Deni.
Terpisah, pengelola data BPCB Jateng, Adenata Ryandika Putra mengatakan temuan makam kuno ini termasuk unik karena baru pertama kali ditemukan. Menurutnya jarang ditemukan batu bata berukuran setebal dan sepanjang itu.
Selanjutnya cerita dari warga sekitar makam soal keberadaan makam yang disebut unik karena pagarnya terbuat dari batu bata jumbo...
"Ini unik sekali, tebalnya sampai 10 cm dan panjang 36 cm serta lebar 10 cm. Ini ya cuma bata pagar makam bukan pagar candi sebab tidak ada ornamen lain," jelas Aden saat berbincang dengan detikcom.
Diwawancara terpisah, seorang warga sekitar makam Jerukan, Besri (73) mengaku tidak tahu sejarah pemakaman tersebut. Seingat Besri, makam itu sudah ada sejak era kakek buyutnya.
"Sejak mbah-mbah buyut saya sudah ada makam itu. Katanya dari Keraton Solo tapi siapa namanya tidak ada yang tahu," terang Besri saat berbincang dengan detikcom di lokasi.
![]() |
Besri menyebut sudah lama tidak ada yang merawat kompleks pemakaman itu. Dia menyebut sudah jarang warga yang berziarah ke makam itu.
"Jarang ada orang ziarah. Tapi dulu pernah ada dari Solo tapi sudah lama sekali," ucap Besri.