Aktivitas masyarakat Kabupaten Banyumas di hari pertama 'Jateng di Rumah Saja' hari ini berkurang dibanding hari biasanya. Hal tersebut dilihat dari suasana jalanan maupun di pasar-pasar.
Sopir angkutan kota yang terpaksa keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mencurahkan isi hatinya karena sepi penumpang. Seperti Kasum (55), sopir angkutan kota yang mengaku hingga pukul 10.30 WIB belum mendapatkan penumpang.
"Penurunannya banyak, biasanya jam segini sudah dapat Rp 70 ribu, hari ini belum dapat apa apa. Bawa Rp 20 ribu buat ngopi sama rokok habis, dari pagi tidak ada penumpang," kata Kasum kepada detikcom, Sabtu (6/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena jarangnya penumpang saat adanya kebijakan 'Jateng di Rumah Saja' ini, dia akhirnya memarkirkan kendaraannya di depan Pasar Manis Purwokerto. Dia berharap ada penumpang yang keluar setelah berbelanja di pasar.
Pemerintah Kabupaten Banyumas memang membatasi aktivitas masyarakat di pasar hingga pukul 13.00 WIB. Sedangkan angkutan umum dibatasi hingga pukul 17.00 WIB.
"Saya berangkat karena kebutuhan sehari-hari, itu kan harus, kayak kita kaum buruh selalu kekurangan, jadi sekedar nyari untuk makan, keluarga juga tidak tahu setiap hari harus makan, harus punya penghasilan, kalau di rumah terus kan bingung," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Suharno (52), kuli bangunan yang terpaksa berangkat untuk bekerja. Setiap harinya ketika bekerja, dia akan dibayar Rp 70-80 ribu.
"Kalau tidak kerja bagaimana, sedangkan saya buruh harian, kalau tidak kerja nanti makanannya sama apa. Di rumah kan tidak bisa makan kalau saya tidak berangkat," jelasnya.
Dia berharap kepada pemerintah dengan adanya kebijakan 'Jateng di Rumah Saja' tetap memikirkan orang-orang seperti dirinya yang tetap harus mencari pendapatan tiap hari.
"Harapannya untuk pemerintah supaya benar benar memikirkan orang orang seperti saya supaya hidupnya lumayan," tambahnya.
Dari pantauan detikcom di jalan utama Ajibarang-Purwokerto, aktivitas kendaraan baik truk maupun bus serta kendaraan pribadi masih didominasi oleh kendaraan berplat luar kota. Sedangkan di Kota Purwokerto tidak terdapat penutupan jalan, sehingga aktivitas masyarakat terlihat normal meskipun tidak seperti hari biasanya, karena kebanyakan pertokoan dan perkantoran tutup di hari ini.
Mobilitas masyarakat juga terpantau lebih didominasi oleh para pekerja dengan pendapatan harian, seperti tukang tambal ban, sopir angkot, tukang becak, buruh lepas, bengkel, pedagang pasar maupun keliling hingga tukang parkir.
Sebelumnya Bupati Banyumas Achmad Husein yang sempat mendapat kiriman karangan bunga bernada protes terkait kebijakan 'Jateng di Rumah Saja'.
"Sebetulnya untuk masyarakat yang kehidupannya tergantung (penghasilan) harian, tidak dipaksa (mengikuti)," kata Husein kepada wartawan di kompleks Pendopo Sipanji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, kemarin.
(sip/sip)