Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan belum ada kubah lava baru yang terbentuk di Gunung Merapi. Kubah lava Gunung Merapi saat ini yaitu yang berada di atas Lava 1997 atau yang sering disebut sebagai kubah lava 2021.
Hal ini untuk meluruskan informasi yang beredar saat ini. Disebutkan ada satu material atau gundukan di lereng sisi selatan Gunung Merapi yang diduga merupakan kubah lava baru.
"Kami menegaskan bahwa material atau gundukan hitam yang terlihat di lereng bukan kubah lava baru," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangannya, Selasa (2/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanik lalu menjelaskan alasan gundukan hitam yang terlihat di lereng itu bukan kubah lava baru. Hal ini mengacu dari hasil observasi BPPTKG, jika material tersebut tidak berpijar seperti layaknya kubah lava.
"Berdasarkan hasil observasi, material tersebut terlihat tidak berpijar, tidak teramati adanya asap di material tersebut, serta tidak terdapat rekahan di sekeliling material," jelasnya.
Hanik menyimpulkan material itu bisa sampai ke lokasi tersebut karena terbawa awan panas.
"Kami simpulkan material tersebut adalah material vulkanik yang terbawa oleh aliran awan panas guguran," ujarnya.
Hingga saat ini, BPPTKG terus memantau kondisi kubah lava Gunung Merapi. Hanik menjelaskan volume kubah lava Merapi mencapai 157.000 m3 pada tanggal 25 Januari 2021.
Pada tanggal 28 Januari 2021, volume kubah lava menurun menjadi sebesar 62.000 m3. Artinya, volume kubah lava Merapi berkurang sebanyak 82.000 m3.
"Pasca kejadian awan panas tanggal 27 Januari 2021, laju pertumbuhan kubah lava 2021 tercatat sebesar 4.000-5.000 m3 per hari. Laju pertumbuhan kubah lava ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yaitu sebesar 20.000 m3 per hari," jelasnya.
Hanik menyebut berdasarkan hasil pemantauan kubah lava 2021, BPPTKG menyatakan belum terjadi perubahan ancaman bahaya.
Saat ini potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Letusan eksplosif juga masih berpotensi terjadi dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 kilometer dari puncak.
(ams/rih)