Sultan menyebut GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat menjabat sebagai pembina budaya di Keraton Yogyakarta. Sehingga gaji keduanya bersumber dari APBN, dalam hal ini dana keistimewaan (Danais). Sultan pun menampik pemecatan itu terkait dengan polemik Sabda Raja 2015 silam.
"Tidak ada hubungannya (dengan Sabda Raja) wong nyatanya yang tidak setuju sama saya kalau tetap dia melaksanakan tugas sebagai Penghageng juga tidak saya berhentikan. Mas Jatiningrat, Mas Hadiwinoto kan juga tetap kerja karena tetap melaksanakan tugas," jelas Sultan.
Tudingan gaji buta lima tahun itu ditampik GBPH Prabukusumo. Prabukusumo menyebut dia masih sesekali menandatangani kenaikan pangkat abdi dalem, selain itu dia menyebut kantornya diserobot putri Sultan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana saya masuk ngantor? Satu, sudah diserobot putri-putrinya di 8 kantor saya di Kraton. Saya tanda tangan itu karena yang saya pikirkan abdi dalem," ucap Prabukusumo lewat keterangan tertulis untuk wartawan, Kamis (21/1).
Prabukusumo pun mengaku tidak berangkat ke kantor untuk menjaga prinsip paugeran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Prabukusumo merupakan salah seorang keluarga Keraton Yogyakarta yang menolak Sabda Raja 8 Mei 2015 lalu.
"Kalau saya ngantor, berarti saya orang yang tidak punya prinsip menjaga paugeran. Karena begitu ada sabda-sabda itu otomatis tidak mungkin saya ngantor," lanjut Gusti Prabu.
Prabukusumo juga mempersoalkan acara udhik-udhik yang dilakukan oleh putri Sultan. Hal itu juga yang membuat dia dan Yudhaningrat tidak lagi mengikuti upacara tersebut.
"Putri-putrinya tidak punya sopan santun. Bayangkan Upacara Udhik-udhik (sekaten), 1 bokor uang koin yang sedianya Dimas Yudho yang nyebar, diambil mereka nyebar-nyebar. Mbok ya bilang saya baik-baik, Romo saya yang nyebar udhik-udhik, kan saya dan Dimas Yudho bisa pulang sebelum acara," terangnya.
![]() |
Prabukusumo berharap Sultan memahami alasannya tidak berkantor selama ini. Dia pun mendoakan Sultan kembali ke Paugeran Keraton Yogya.
"Saya justru mendoakan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X berkenan kembali ke Paugeran Keraton. Jadi Ngarso Dalem harus tahu kenapa kok tidak masuk. Mohon maaf setelah ini saya no comment lagi," pungkasnya.
(ams/ams)