Spring bed berisi kardus merupakan buatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kasur ini dijual seharga sejutaan, padahal dari produsen hanya dibandrol Rp 155 ribu.
Kasus ini sempat viral saat warga Pekalongan merasa tertipu setelah membeli kasur ini. Berkaitan dengan itu, Camat Pangkah, Bambang Sihana dan Kapolsek Pangkah, AKP Awan Agus mendatangi lokasi pembuatannya.
"Untuk sementara ini, usaha-usaha (spring bed) rumahan ini memang belum ada izinnya. Usaha ini sudah berjalan bertahun-tahun," ungkap Bambang Sihana, Rabu (6/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang Sihana kepada wartawan meneruskan, usaha rumahan pembuatan spring bed di Kecamatan Pangkah berada di dua desa, yaitu di Desa Tembok Luwung dan Grobog Kulon.
Camat berjanji akan melakukan pembinaan terhadap para pemilik home industri. Namun mengenai adanya produsen spring bed yang sempat ramai di Pekalongan karena berisi kardus, dia mengaku belum memberikan teguran.
Di dalam rumah produksi spring bed yang berlokasi di Desa Grobog Kulon, tampak beberapa bahan baku berserakan memenuhi tempat produksi. Ada beberapa rangka spring bad, ada pula produk yang sudah jadi dan siap jual.
Puluhan batang kayu pines tampak teronggok di lantai. Tidak jauh dari situ, ada beberapa rangka kasur dari kayu yang sudah dirakit. Di sisi ruangan lain ditemukan pula kertas karton bekas, busa tipis, besi per, tali karet dan kain untuk covernya.
Riyanto (39) produsen spring bed di Grobog Kulon, mengaku memang terbuat dari bahan bahan tersebut. Makanya tidak mengherankan, harga jualnya sangat murah. "Pakainya kaya gini. Makanya harga jualnya murah, Rp 155 ribu," ungkapnya kepada wartawan di rumahnya.
Selanjutnya: dirakit dari bahan ala kadarnya
Tahapan membuat spring bed ini diawali dengan merakit rangka dengan kayu. Setelah terbentuk, rangka dililit kain atau karet ban bekas sebagai jari jarinya.
Tahapan berikut, rangka tersebut dilapisi kertas karton dari kardus bekas sampai menutup seluruh rangka. Di atas kardus, selanjutnya dilapisi lagi busa tipis. "Busa ini untuk spring bed terasa empuk kalau dipakai," kata Riyanto.
Tahap akhir pembuatan spring bed ini adalah membungkusnya dengan cover dari kain. Spring bed pun siap dipasarkan.
Spring bed untuk ukuran 180x200 cm harga jual kepada sales sebesar Rp 155 ribu. Sales kemudian menjual kembali dengan cara keliling.
"Harga di sini punya saya Rp 155 ribu. Mereka ambil nanti kalau laku baru bayar. Mereka mau menjual berapa terserah. Sebisanya sales mau jual berapa," ungkap Riyanto ditemui di rumah produksinya.
Sebagai produsen kasur, Riyanto mampu membuat 100 buah dalam satu bulan. Pekerjaan membuat spring bed ini, dilakukan bersama 3 karyawannya. "Rata rata bisa membuat 100 buah per bulan," tutur Riyanto.
Soal kejadian di Pekalongan, Riyanto mengaku sangat menyesalinya. Dia khawatir akan berpengaruh terhadap usahanya ini.
"Takutnya nanti berdampak pada usaha ini. Padahal kami tidak menggunakan merek apapun. Harga jualnya juga sangat jauh dibanding yang asli. Yang kami jual memang produk rumahan yang harganya murah," pungkasnya.