Warga di lereng Gunung Merapi dari Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah kembali menuju lokasi pengungsian tempat evakuasi akhir (TEA) Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan. Para pengungsi kembali mengungsi lagi karena peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Para pengungsi dari Dusun Babadan 1 tersebut sampai di TEA Banyurojo sekitar pukul 13.50 WIB. Mereka diangkut menggunakan sekitar 20 armada antara lain dari Kodim 0705/Magelang, Dishub, BPBD Kabupaten Magelang dan mobil dari warga setempat.
Berdasarkan data pengungsi dari Dusun Babadan 1 terdata 124 orang. Para pengungsi dari kelompok rentan terdiri lansia, difabel, ibu hamil dan anak-anak. Mereka kembali mengungsi karena adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi dan kemudian setelah sampai TEA Banyurojo langsung menuju bilik masing-masing yang pernah mereka tempati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi, mengatakan warga kembali mengungsi karena aktivitas Gunung Merapi yang meningkat. Sedangkan saat pengungsi pulang pada Senin (14/12), aktivitas Merapi saat itu menurun.
"Jadi diimbau pemerintah untuk kembali ke TEA, ya mengikuti seperti kemarin pulang membuat surat pernyataan kalau 'kita tetap ngikuti anjuran pemerintah'," kata Wahyudi saat ditemui di TEA Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Selasa (5/1/2021).
Wahyudi mengungkap warga sempat merasa ketakutan karena mendengar suara gemuruh Gunung Merapi. Suara gemuruh tersebut, kata Wahyudi, semakin sering terdengar.
Salah seorang pengungsi, Nur Intan (21), mengatakan setiap harinya mendengar suara gemuruh. Suara gemuruh terdengar seiring dengan peningkatan aktivitas Merapi.
"Ikut mengungsi karena bencana Gunung Merapi, gemuruh terus," ujarnya sambil menggendong anaknya di lokasi evakuasi.
Sekretaris Desa Banyurojo, Agus Firmansah menambahkan kedatangan pengungsi yang kedua kalinya para pengungsi ini sempat mendapat izin pulang sementara pada Senin (14/12).
"Kedatangan pengungsi ini kan kedatangan jilid dua. Mereka pulang pada tanggal 14 Desember, sifatnya izin pulang sementara sehingga sudah kurun waktu 20 hari. Kemarin kami mengundang BPPTKG untuk menjelaskan kondisi Merapi saat ini. Penjelasan dari 'Bu Dewi BPPTKG kondisi Merapi bukan membaik, tapi semakin meningkat aktivitasnya'. Untuk itu, mereka mau kembali ke TEA Banyurojo," ujarnya.
Diwawancara terpisah, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengungkap total pengungsi di wilayah tersebut mencapai 508. Mereka mengungsi di lima titik lokasi pengungsian.
"Berdasarkan update pukul 18.00 WIB, total pengungsi ada 508 orang. Mereka ini mengungsi di lima titik lokasi pengungsian," kata Edy.
Berdasarkan data yang untuk 508 pengungsi tersebut terdiri Desa Krinjing meliputi Dusun Trono 24 jiwa, Dusun Pugeran 44 jiwa dan Dusun Trayem ada 53 jiwa yang mengungsi di TEA Deyangan, Kecamatan Mertoyudan. Dari ketiga dusun ini pengungsi sebanyak 121 orang.
Kemudian pengungsi dari Desa Ngargomulyo meliputi Dusun Gemer ada 51 jiwa, Ngandong ada 21 jiwa dan Dusun Karanganyar ada 15 jiwa yang mengungsi di TEA Tamanagung, Kecamatan Muntilan. Dari ketiga dusun ini ada 87 jiwa.
Untuk pengungsi lainnya dari Desa Keningar meliputi Dusun Banaran ada 20 jiwa yang mengungsi di SDN 1 Ngrajek, Kecamatan Mungkid. Selanjutnya, Dusun Banaran dan Gondangrejo ada 34 jiwa di rumah Kades Ngrajek, Kecamatan Mungkid.
Adapun untuk Desa Paten meliputi Dusun Babadan 1 ada 246 jiwa yang mengungsi di TEA Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan. Untuk itu, total pengungsi ada 508 orang. Mereka mengungsi di lima titik lokasi pengungsian.
(sip/sip)