BPPTKG: Lava Pijar Telah Muncul, Gunung Merapi Masuki Fase Erupsi 2021

BPPTKG: Lava Pijar Telah Muncul, Gunung Merapi Masuki Fase Erupsi 2021

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Selasa, 05 Jan 2021 15:48 WIB
Foto dari kamera therlmal stasiun Panguk menunjukkan adanya titik lava pijar yang terpantau pada Senin (4/1) malam.
Penampakan lava pijar di Gunung Merapi, Senin (4/1/2021). (Foto: dok. BPPTKG)
Yogyakarta -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut saat ini Gunung Merapi memasuki fase erupsi tahun 2021. Sebelumnya, Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi pada tahun 2018 hingga 2019.

"Secara teknis bisa dikatakan saat ini Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi tahun 2021," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui siaran Zoom, Selasa (5/1/2021).

Ia menjelaskan, kendati sudah memasuki fase erupsi namun masih dalam proses awal ekstrusi magma. "Namun, ini baru awal proses ekstrusi magma yang akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi yang masih tinggi," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fase erupsi ini ditandai dengan keluarnya magma dari dalam Merapi. Dalam kasus ini, sudah ada api diam dan beberapa kali Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar.

"Lava pijar telah muncul dari dasar Lava 1997. Ini mengindikasikan munculnya api diam dan lava pijar," terangnya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan pengamatan BPPTKG, sejak semalam hingga saat ini guguran terus terjadi. Hanik menjelaskan guguran itu bercampur antara lava lama dan material lava baru.

"Guguran ini terus terjadi, yang penting intensitas material guguran jadi suatu indikator magma menuju permukaan. Sejak semalam ini dari seismisitas ada 40 guguran, ini bercampur antara guguran material lama (dan baru)," ungkapnya.

Selain munculnya api diam, Hanik menyampaikan jika ada gundukan yang diduga merupakan material baru. Letaknya ada di bibir kawah pada Lava 1997.

Namun demikian, BPPTKG belum bisa memastikan apakah adanya gundukan material baru ini merupakan indikasi munculnya kubah lava tahun 2021. Sebab, lokasi Lava 1997 itu berada di bibir kawah, sehingga setiap ada material baru tidak bisa mengumpul dan kemudian runtuh.

"Keberadaan material baru itu ada di bibir kawah pada lava 1997 sebelah barat daya. Sehingga saat muncul langsung runtuh ke bawah," sebutnya.

"Ini memang kami masih harus (kami pantau), karena ini secara fisik magma baru yang atasnya masih ada material lama. Tapi ini kita harus perhatikan kalau berkembang (artinya) ini kubah lava baru," kata Hanik menambahkan.

Simak juga video 'BPPTKG: Rekahan di Kawah Gunung Merapi Makin Panjang':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya: Erupsi 2021 berbeda dengan sebelumnya

Hanik menjelaskan, kubah lava ini tidak mutlak terbentuk di Lava 1997. Menurutnya masih ada kemungkinan kubah lava terbentuk di tengah kawah.

"Prinsip dari munculnya kubah lava itu mencari titik lemah dan saat ini titik lemah ada di Lava 1997. Tapi di tengah kawah ada retakan. Jadi masih ada kemungkinan kubah lava muncul di tengah kawah. Tapi ini masih awal," paparnya.

Lebih lanjut, Hanik menjelaskan ada perilaku berbeda dari erupsi Merapi tahun 2021 jika dibandingkan dengan tahun 2006.

"Perbedaannya 2006 adalah pada saat magma menuju permukaan, munculnya kubah lava itu gempa fase banyak (MP) masih meningkat tapi deformasi dan vulkanik dangkal berhenti. Sekarang ada indikasi magma ke permukaan tapi vulkanik dangkal dan deformasi masih terjadi," urainya.

Kendati demikian, Hanik menyebut berdasarkan data yang ada erupsi tahun 2021 tidak akan sebesar erupsi tahun 2010.

"Dari data yang ada erupsi tidak lebih besar dari 2010," tegasnya.

Oleh karena itu, BPPTKG masih mempertahankan rekomendasi seperti saat menaikkan status di tingkat Siaga (Level III).

"Radius bahaya masih 5 kilometer dari puncak. Dengan potensi bahaya berupa erupsi eksplosif. Ancamannya mengarah ke barat-barat daya namun tidak menutup kemungkinan ke arah bukaan kawah di Kali Gendol atau arah tenggara," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads