Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, kini masuk zona merah penyebaran virus Corona (COVID-19). Mayoritas kasus didominasi dari klaster perjalanan.
"Iya Wonogiri masuk zona merah COVID-19. Untuk kasus baru didominasi dari klaster perjalanan," kata Sekda Wonogiri Haryono kepada wartawan di Kompleks Setda Wonogiri, Jumat (18/12/2020).
Haryono menyebut kasus kumulatif Corona di Wonogiri mencapai 1.072 kasus. Per Kamis (17/12) kemarin, ada penambahan kasus baru sebanyak 86 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian kasus aktif sebanyak 62, rinciannya 35 orang dirawat di rumah sakit, dan 27 orang menjalani isolasi mandiri. Kasus Corona sembuh sebanyak 968 orang, dan kasus meninggal 42 orang.
"Dari penambahan 86 kasus pada Kamis itu, sebanyak 72 kasus baru itu merupakan hasil tes swab yang dilakukan sejak 7 Desember lalu. Jadi sepuluh hari baru keluar hasilnya. Tentunya sebagian sudah melewati masa isolasi," ujar Haryono.
Dia pun meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Terlebih saat ini menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Jangan melakukan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak orang," jelasnya.
Pihaknya pun masih menggodok soal rencana penutupan objek wisata di Wonogiri selama libur Nataru. Keputusan ini akan diambil pada Senin (21/12) mendatang.
"Kemungkinan besar ditutup. Namun keputusan pastinya pekan depan, sekaligus memberi surat edaran. Kami menunggu keputusan dari Pak Bupati," ucap Haryono.
"Keputusan itu akan diketahui Senin pekan depan. Sebab, libur Nataru mulai 24 Desember, sehingga masih ada sisa waktu tiga hari sebelum libur dimulai untuk memutuskan dibuka atau tidaknya objek wisata di Wonogiri," terangnya.
Terpisah, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 ini didominasi klaster perjalanan. Dari klaster tersebut meluas ke klaster keluarga.
"Memang dominasinya dari klaster perjalanan. Kami tekankan terus agar pemerintah hingga tingkat bawah sampai RT/RW aktif menggerakkan warganya. Ketika ada warga yang mudik untuk segera karantina mandiri, selalu dipantau dan diawasi," kata Joko Sutopo.
(ams/rih)