Morfologi Puncak Merapi Alami Perubahan, Rekahan-rekahan Baru Muncul

Morfologi Puncak Merapi Alami Perubahan, Rekahan-rekahan Baru Muncul

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Sabtu, 12 Des 2020 11:37 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara terlihat jelas dari kota Yogyakarta, Jumat (27/11/2020). Berdasarkan pantauan aktivitas kegempaan Merapi tercatat sejak pukul 00.00 - 06.00 tercatat gempa guguran sebanyak 15 kali, gempa hembusan sebanyak 22 kali, gempa fase banyak 109 kali dan gempa vulkanik dangkal sebanyak 6 kali. 
Kepala Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyampaikan kepulan asap di Merapi merupakan hal yang sangat wajar. 
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Emisi asap gunung api merupakan hal yang sangat wajar, kebetulan cuaca cerah sehingga bisa terlihat dari kota Yogyakarta 
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal.
Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara terlihat jelas dari Kota Yogyakarta, Jumat (27/11/2020). Foto: PIUS ERLANGGA/detikcom
Yogyakarta -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) menyebut terjadi perubahan morfologi area puncak Gunung Merapi. Hal itu seiring dengan banyaknya kejadian guguran dan desakan magma dari dalam yang menuju ke puncak.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan berdasarkan analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 8 Desember terhadap tanggal 29 November 2020 menunjukkan adanya sedikit perubahan morfologi area puncak. Termasuk dari data drone tanggal 5 Desember 2020 diperoleh gambaran bahwa tidak teramati adanya material baru atau kubah lava baru.

"Teramati perubahan morfologi dinding kawah terutama pada lava 1948 dan 1888 disebabkan proses guguran yang terus terjadi," kata Hanik dalam siaran informasi yang ditayangkan kanal YouTube resmi BPPTKG, Jumat (11/12), yang dikutip detikcom, Sabtu (12/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menjelaskan muncul rekahan-rekahan baru yang muncul di kawah. Rekahan itu bentuknya memanjang dan melebar.

"Saat ini rekahan ada yang memanjang dan melebar, ini menunjukkan adanya intensitas guguran," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Rekahan di area kawah, lanjut Hanik, juga mengalami penambahan panjang. Kemunculan rekahan baru juga memiliki panjang yang beragam.

"Jadi ada yang tadinya 65 meter menjadi 120 meter. Ada rekahan baru panjangnya 70 meter dan 30 meter," ungkapnya.

Kendati demikian, BPPTKG masih mempertahankan status Merapi pada level Siaga. Untuk saat ini, berdasarkan analisis morfologi dan deformasi wilayah barat-barat laut menjadi wilayah yang berpotensi terancam erupsi.

"Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi, sehingga status aktivitas masih dalam tingkat Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km," pungkasnya.

(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads