Puluhan rumah di pesisir utara Kabupaten Demak, Jawa Tengah, rusak diterjang hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. Salah seorang warga menyebut peristiwa itu menyapu sebagian rumahnya yang berada di pesisir Demak.
"Temboknya pecah, jalan akses masuk rumah (jembatan) nggak ada. Jembatan, lantainya orak-arik (rusak) semua," kata warga terdampak, Khoirun Nisa (25), saat ditemui di lokasi pengungsian di Masjid Dukuh Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, Selasa (8/12/2020).
Nisa menyebut gelombang tinggi sudah kerap terjadi di wilayahnya. Dia pun mengaku sudah menyiapkan obat maupun makanan selama mengungsi di masjid setempat. Namun, dia tak menampik masih merasa waswas ketika mendengar deburan ombak di malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap ada musim hujan, ombak memang datang, kalau hujannya bawa angin, nah itu yang merusak. Tahun kemarin, rumah saya sampai hilang. Setiap tahun ada fenomena seperti ini," ujar Nisa.
Dia menyebut akan bertahan di pengungsian hingga rumahnya selesai direnovasi. Selama di pengungsian kebutuhan pokoknya juga terpenuhi.
"Mengungsi di masjid sampai kondisi di rumah sudah siap. Kalau di rumah sudah siap kita kembali ke rumah," sebutnya.
Terpisah, Kepala Desa Bedono, M Agus Salim, menyebut ada 11 kepala keluarga (KK) yang harus mengungsi di wilayahnya. Desa Bedono merupakan salah satu wilayah yang paling terdampak angin kencang dan gelombang tinggi.
"Warga Dukuh Tambaksari yang mengungsi di masjid ada 41 jiwa," jelas M Agus Salim usai melakukan pendataan, siang ini.
![]() |
Sementara itu, BPBD Demak mencatat ada sekitar 40 rumah rusak di Desa Bedono. Hingga kini BPBD Demak masih menunggu laporan dari wilayah lainnya.
"Data rumah yang rusak sementara ada sekitar 40 rumah (di Desa Bedono). Sementara data yang kita terima dari Pak Lurah. Ini rekan-rekan dari tim assessment masih melakukan pendataan, untuk data semestinya kita belum bisa menyebutkan," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Demak, Suprapto.
(ams/rih)