Dalam segmen kedua debat publik Pilkada Solo, calon Wali Kota Solo nomor urut 1 Gibran Rakabuming Raka menjelaskan tentang langkah memajukan kebudayaan. Dia akan menggunakan pendekatan budaya untuk melawan radikalisme.
Pada debat sesi kedua Pilkada Solo 2020, Gibran mulai menjawab dengan menjelaskan bahwa Kota Solo tidak boleh kehilangan jati diri meskipun terus melakukan modernisasi. Dia juga menggunakan slogan yang pernah dipakai Joko Widodo saat menjabat Wali Kota Solo, yaitu 'Solo masa depan adalah Solo masa lalu'.
"Kota Solo yang modern tidak boleh berdiri di atas puing-puing artefak kota lama. Pasar tradisional, paguyuban seni, komunitas seni, warisan budaya, ini adalah pilar-pilar kekuatan Kota Solo," kata Gibran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Solo masa depan adalah Solo masa lalu. Solo modern adalah Solo tradisional. Jadi di tengah pembangunan yang masif, Solo tidak boleh kehilangan jati diri dan karakter," tambahnya.
Gibran mencontohkan Pemkot Solo telah mulai mengembangkan kesenian karawitan di tiap kelurahan. Namun saat ini masih diperlukan guru gamelan untuk mengajari generasi muda.
"Sekarang membutuhkan pelatih agar anak-anak bisa belajar," katanya.
Dengan pendekatan budaya, dia yakin bisa melawan radikalisme. "ini nanti yang akan kita sentuh, akan kita dorong agar anak muda punya kecintaan, rasa memiliki akar budaya yang kuat. Kita ingin pendekatan budaya untuk melawan radikalisme," tutupnya.