Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperkirakan sumber tekanan magma di Gunung Merapi saat ini berada pada kedalaman 1,3 kilometer dari puncak. Perkiraan itu mengacu periode data kecepatan deformasi Gunung Merapi yang diukur dengan electronic distance measurement (EDM).
"Dari akhir Oktober sampai sekarang kami menduga bahwa sumber tekanan sudah relatif berada di lokasi yang lebih dangkal dibandingkan periode sebelumnya," kata Penyelidik Bumi BPPTKG, Nurnaning Aisyiah, pada Siaran Informasi BPPTKG yang ditayangkan melalui akun YouTube BPPTKG, Rabu (2/12/2020).
Nurnaning menjelaskan laju deformasi Gunung Merapi terus berlanjut sejak Juni 2020 sampai sekarang. Kecepatan deformasi itu kemudian dibagi menjadi enam periode.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada periode satu sampai tiga (Juni-pertengahan Oktober 2020) menunjukkan lokasi sumber tekanan berada di kisaran 5,9 km di bawah puncak. Pada periode keempat, kelima, dan keenam (akhir Oktober-2 Desember) menjadi 1,3 km di bawah puncak," jelasnya.
Perkiraan tekanan magma itu kemudian diperkuat dengan hasil pemantauan menggunakan GPS (global positioning system). Hasilnya, sumber tekanan di gunung itu berada pada lokasi dangkal dengan kedalaman 1 sampai 2 km.
"Sumber tekanan di Merapi berada pada lokasi dangkal dengan kedalaman 1 sampai 2 km. Hasil ini memperkuat hasil pemodelan kami dengan menggunakan EDM. Hasil ini konsisten, sesuaian dengan hasil EDM," terangnya.
Nurnaning menjelaskan pemantauan pergerakan magma juga menggunakan satelit. Berdasarkan hasil pengambilan foto melalui citra satelit, diduga adanya pengembungan atau pengangkatan area di puncak Gunung Merapi seluas 100 ribu meter persegi.
"Pemantauan dengan satelit diduga ada pengangkatan area puncak Merapi dengan luasan 100 ribu meter persegi. Ini sesuai dengan hasil EDM bahwa diduga ada migrasi magma dari sumber yang dalam menuju dangkal," pungkasnya.
Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius 5 kilometer dari puncak.
Kemudian, berdasarkan data BPPTKG, wilayah berisiko terdampak erupsi Gunung Merapi yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III adalah Dusun Kalitengah Lor di Desa Glagaharjo, Dusun Kaliadem di Desa Kepuharjo dan Dusun Palemsari di Desa Umbulharjo yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kemudian Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar di Desa Ngargomulyo, Dusun Trayem, Pugeran, Trono di Desa Krinjing, Babadan 1, Babadan 2 di Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Berikutnya Dusun Stabelan, Takeran, Belang di Desa Tlogolele, Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur di Desa Klakah dan Dusun Jarak, Sepi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Selanjutnya Dusun Pajekan, Canguk, Sumur di Desa Tegal Mulyo, Dusun Petung, Kembangan, Deles di Desa Sidorejo dan Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.