Inskripsi Akhirnya Terungkap, Yayasan Menara Kudus Pikirkan Pengamanannya

Inskripsi Akhirnya Terungkap, Yayasan Menara Kudus Pikirkan Pengamanannya

Dian Utoro Aji - detikNews
Sabtu, 21 Nov 2020 17:10 WIB
Inskripsi di lantai Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Sabtu (21/11/2020).
Penampakan inskripsi di lantai Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Kudus -

Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus belum memiliki rencana untuk mengkaji inskripsi yang terungkap setelah karpet Masjid Al-Aqsha Menara Kudus digulung karena pandemi virus Corona. Pihak yayasan menyebutkan inskripsi tersebut sudah jelas terkait dengan perbaikan atap masjid.

"Sepertinya sudah jelas (inskripsi itu memang tentang perbaikan atap). Tapi nanti lebih jelas dari pengurus (Ketua Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus) seperti apa," kata Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Denny Nur Hakim kepada detikcom saat ditemui di kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus, Sabtu (21/11/2020).

Denny mengatakan, pihaknya juga masih merencanakan akan memberikan semacam pengaman di inskripsi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait dengan pengamanan di inskripsi itu masih kita pikiran seperti apa,"lanjut dia.

Seperti diketahui sebelumnya, pihak yayasan selama ini belum mempublikasi terkait inskripsi tersebut. Karena inskripsi tersebut selama ini tertutup karpet yang berada di lantai masjid yang didirikan oleh Sunan Kudus pada abad ke 15 M itu.

ADVERTISEMENT

"Jadi yayasan sudah mengetahui sudah lama, memang selama ini tidak pernah istilahnya itu kita publikasi ke luar, itu tidak pernah, secara resmi tidak pernah. Jadi kalau seandainya, kita main logika itu kan ditutup dengan karpet, pada saat pergantian tidak terketahui kan lucu. Jujur kita sendiri, saya pribadi sudah mengetahui 10 tahun yang lalu," kata Denny.

Suasana Masjid Al-Aqsha Menara Kudus dengan inskripsi di lantainya, Sabtu (21/11/2020).Inskripsi di lantai Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Sabtu (21/11/2020). Foto: Dian Utoro Aji/detikcom

Tulisan inskripsi tersebut kata dia ada dua jenis. Yakni berangka dan bertuliskan huruf arab. Kata dia jika dicocokkan dengan kalender Masehi, inskripsi yang angka menunjukkan 14 Oktober 1953 atau bertepatan dengan hari Senin Wage. Sedangkan untuk inskripsi 41173H (semula bertuliskan arab) jika dibaca adalah 4 Safar 1373 Hijriyah.

"Yang angka kapital ini 14 Oktober 1953 Masehi. Sedangkan tuliskan arab itu 4 Shafar tahun 1373 Hijriyah. Nah inskripsi ini ada dua, yang berangka tahun ada dua, yang satu bertuliskan huruf arab. Penulisannya berupa tanggal, yang mana tanggal tersebut sesuai dengan cerita itu perbaikan atap masjid," terang Denny.

Denny mengatakan inskripsi ini diperkirakan tentang perbaikan atap Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Namun tidak dipungkiri perbaikan yang lain juga dilakukan pada saat itu. Sejauh ini kata dia, sudah beberapa kali kompleks Masjid Al-Aqsha Menara Kudus dilakukan perluasan.

"Itu dibuat untuk menandai tentang peninggian (perbaikan) atap Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Dalam bukunya Pak Sahwandi itu beliau menulis peninggian atap masjid. Itu tahun 1953. Dan mungkin juga ya, peninggian atap, namun bukan hanya atap saja. Mungkin juga pembenahan saka masjid juga bisa," kata dia.

"Masjid itu jauh sebelumnya Masjid Al-Aqsha dilakukan perluasan, seperti pada tahun 1918-1919 itu perluasan pertama, perluasan yang kedua terjadi 1927, nah perluasan ketiga 1933. Itu perluasannya ya," sambung Denny.

Terpisah, Dosen Filsafat dan Budaya IAIN Kudus Nur Said mengatakan belum melakukan kajian terkait penemuan inskripsi di lantai Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Meskipun demikian, Majisd Al-Aqsha Menara Kudus tidak lepas dari sosok Sunan Kudus. Kata dia kehadiran Sunan Kudus atau Syaikh Ja'far Shodiq di Kudus sangat berpengaruh dalam penyebaran agama islam secara damai di Jawa.

Suasana Masjid Al-Aqsha Menara Kudus dengan inskripsi di lantainya, Sabtu (21/11/2020).Inskripsi di lantai Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Foto: Dian Utoro Aji/detikcom

"Sementara keberadaan Sunan Kudus di daerah Kudus dan sekitarnya telah membawa perubahan yang sangat besar dari struktur sosial yang hierarkis diskriminatif menuju tatanan sosial egaliter-religius dibawah semangat tauhidi. Sunan Kudus telah mendudukkan posisinya sebagai agent of acculturation di Kudus yang mampu mengkombinasikan aspek budaya lokal di satu sisi dengan nilai-nilai Islam di sisi lain," tambah Kang Said yang juga pemerhati sejarah Kudus saat dihubungi detikcom, Sabtu ini.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads