Sebanyak 45 desa pada 14 kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terendam banjir. Selain itu ada 17 desa dalam lima kecamatan yang dilanda puting beliung dan tanah longsor.
"14 kecamatan, 45 desa banjir. Yang longsor dan angin puting beliung 5 kecamatan 17 desa," ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy saat dihubungi detikcom, Kamis (19/11/2020).
Selain itu, Tri mengungkap ada 1.323 KK atau 3.811 jiwa yang mengungsi akibat bencana di Cilacap. Selain itu dapur umum dan bantuan, kata Tri, sudah disampaikan ke pengungsian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyampaikan saat ini sedang menuju ke salah satu lokasi banjir di Kecamatan Majenang bersama Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji.
Salah seorang warga RT 1 RW 7 Dusun Bojongjati, Desa Muyadadi, Kecamatan Majenang menceritakan rumahnya sudah kebanjiran sejak dua hari lalu. Ketinggian air disebutnya belum menurun secara signifikan hingga saat ini.
"Sekarang masih banjir, ketinggian air masih sama kayak kemarin, agak ada pengurangan sedikit sekitar 2-7 centimeter. Ketinggiannya kalau ditempat saya 70-100 centimeter, sudah mulai agak surut sedikit, tadi malam juga tidak hujan," kata Sigit saat dihubungi detikcom hari ini.
Dia mengungkap banjir di wilayahnya juga merendam sekolah dan masjid. Menurutnya, banjir terjadi karena hujan selama dua malam dan debit air Sungai Cikawung dan Celopadang yang meluap.
"Kalau korban jiwa mungkin tidak ada,tapi dampaknya itu sampai tiga dusun di tiga desa. Keluarga saya diungsikan di Majenang, kalau saya tetap standby di rumah, jaga rumah," ucapnya.
Dia mengaku wilayah tempat tinggalnya memang tempat langganan banjir.
"Sekarang fokus warga di rumah panggung, yang sengaja dibuat jika ada kejadian banjir untuk evakuasi warga di Dusun Bojongjati," jelasnya.
(sip/mbr)