Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Kota Solo menyoroti kinerja penyelenggara pemilu dalam pelaksanaan Pilkada Solo. Baik KPU dan Bawaslu diminta jujur dalam setiap tahapan agar Pilkada Solo berlangsung damai.
Ketua Periodik KAMI Solo, Usman Amirodin, menilai titik rawan dalam pelaksanaan pemilihan ada pada penyelenggara. Pihaknya mengaku akan ikut mengawasi agar tidak terjadi kecurangan.
"Yang kami khawatirkan berdasarkan pengalaman saya, yang perlu dikritisi adalah pelaksanaan Pilwalkot, baik itu KPU-nya maupun Bawaslu-nya. Ini yang sangat rawan," kata Usman dalam jumpa pers di kawasan Timuran, Banjarsari, Solo, Kamis (19/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agar tidak ada kegaduhan, penyelenggara harus bekerja jujur dan transparan," sambungnya.
Usman mengaku pernah ikut serta dalam proses penghitungan dalam Pilkada Solo beberapa kali. Dia saat itu menemukan sejumlah kecurangan.
"Dulu saya menemukan sendiri, misalnya penghitungan suara disepakati pukul 14.00 WIB, tanpa sepengetahuan kita, diganti pukul 10.00 WIB, hasilnya sudah selesai. Ada juga jumlah suara 40 ditulis 4, dan banyak pelanggaran lainnya," ujar Usman.
Sebelum pemilihan berlangsung, Usman mengaku akan terus berkomunikasi dengan KPU dan Bawaslu agar kerawanan itu tidak terjadi.
"Pendekatan kami nanti pendekatan secara kekeluargaan kepada kedua instansi tersebut, meski sudah kami lakukan beberapa bulan lalu. Insyaallah semua berjalan dengan baik," ucap Usman.
Dia menyebut KAMI berkomitmen menjaga perdamaian di Solo dalam masa Pilkada ini. Menurutnya, kedua pasangan calon sama-sama memiliki keunggulan.
"Kedua calon sama, tidak ada bedanya, karena bagaimanapun juga bahwa mereka juga saudara kita semuanya. Jadi bahwa kita hidup berbangsa bernegara ini tidak ada musuh, semuanya saudara," katanya.
(ams/mbr)