Tim ahli dari Laboratorium Entomologi dan Parasitologi, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, menyebut jika semut yang meneror warga di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas diduga berjenis Tapinoma sessile. Entomolog menyarankan semut-semut dibasmi dengan cara memberi umpan. Seperti apa maksudnya?
"Setelah tahu jenisnya, bisa cara penanggulangan dengan bahan aktif slow action untuk dicampurkan ke umpan. Saya rasa begitu penanggulangannya daripada pakai semprot pestisida, lebih amannya pakai umpan, dan umpannya bisa kita letakkan di tempat-tempat yang dekat dengan sarangnya," kata Kepala Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Fakultas Biologi Unsoed, Trisnowati Budi Ambarningrum, saat dihubungi detikcom, Rabu (18/11/2020).
Trisnowati menyampaikan semut-semut yang meneror Banyumas tidak hanya bersarang di tanah melainkan juga bersarang di retakan-retakan tembok rumah, pepohonan dan tumpukan kayu. Dia juga memberi saran terkait di mana sebaiknya umpan itu diletakkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya duga mereka sudah punya sarang di plafon rumah, kalau yang di luar itu seperti di pohon itu bisa dioleskan umpannya di sekitar pohon, karena umpannya bisa dalam bentuk gel nantinya," jelas Trisnowati.
Trisnowati mengatakan siap membantu Pemkab Banyumas untuk penanganan semut tersebut.
"Nanti kita kasih saran ke pemerintah daerah untuk penanganan semut ini, kebetulan tadi ada teman yang mengabarkan jika ada salah satu perusahaan pengendalian hama yang juga akan membantu Desa Pageraji untuk penanggulangan semut ini," ucapnya.
Sebelumnya, Trisnowati juga menjelaskan teror semut di Desa Pageraji, diduga karena populasinya sudah cukup tinggi ditambah lingkungan sekitar yang mendukung perkembangbiakan semut-semut tersebut.
Selain itu, semut ini juga memiliki cara reproduksi yang berbeda dengan semut umumnya, yakni kawin di udara atau terbang kawin. Semut dengan jenis Tapinoma sessile ini, kata Trisnowati, dapat kawin cukup dengan berada di sarangnya saja.
(sip/ams)