Menengok Omah Kembar, Saksi Bisu Kejayaan Raja Kretek Nitisemito

Menengok Omah Kembar, Saksi Bisu Kejayaan Raja Kretek Nitisemito

Dian Utoro Aji - detikNews
Sabtu, 07 Nov 2020 22:20 WIB
Salah satu sisi Omah Kembar yang jadi saksi bisu kejayaan Raja Kretek Nitisemito. Dari penuturan cucu Nitisemito, Omah Kembar dibangun menggunakan jasa arsitek Belanda pada 1926.Omah Kembar ini dibangun Raja Kretek untuk dua putrinya.
Salah satu sisi Omah Kembar yang jadi saksi bisu kejayaan Raja Kretek Nitisemito (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Kudus -

Nitisemito tersohor sebagai Raja Kretek asal Kudus, Jawa Tengah berjaya di era 1922-1940. Saksi bisu kejayaannya berupa Omah Kembar (Rumah Kembar) yang masih berdiri kokoh. Seperti apa wujudnya?

Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (7/11), Omah Kembar itu berada di Jalan Sunan Kudus di Desa Demangan Kecamatan Kota, Kudus. Omah Kembar itu mengapit sisi barat dan timur Sungai Gelis.

Omah Kembar itu tidak lagi dihuni keluarga Nitisemito. Rumah itu dibiarkan kosong dan rumah di sisi timur tampak tertutup oleh pagar. Di sekitar Omah Kembar pun terlihat dikelilingi rumput.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan Omah Kembar di timur, sisi barat terlihat tertutup oleh gerbang. Kondisi kedua rumah kembar ini sama-sama kosong tak dihuni lagi. Namun tampak bangunan itu masih kokoh berdiri.

"Itu Omah kembar dibangun sekitar tahun 1926-an," kata Cucu Raja Kretek Nitisemito, Yudhi Ernawan saat ditemui di kediamannya di Jalan Raya Kudus, Desa Demangan Kecamatan Kota, Kudus, Sabtu (7/11/2020).

ADVERTISEMENT

Cucu Nitisemito itu mengatakan ada alasan saat kakeknya membangun Omah Kembar. Yudhi rumah itu dibuat untuk anak pertama dan kedua Nitisemito.

"Karena anak pertama kedua, perempuan. Yang tua sebelah timur (tinggal Omah Kembar bagian timur) dan yang kedua sebelah barat," terangnya.

Yudhi mengatakan Omah Kembar itu dibangun seorang arsitektur orang Belanda. Menurutnya Omah tersebut seperti rumah kuno orang Eropa.

Di sisi depan terdapat balkon. Rumah itu hanya terdapat dua kamar tidur saja dengan luas sebanyak 6.000 meter persegi.

"Ada balkon, kamar cuma dua, kamar mandi satu. Kemudian dapurnya panjang sama untuk jamuan makan. Ke belakang paviliun, saat ini masih utuh. Luasnya 6.000 meter. Terakhir 10 tahun lalu ditinggali oleh keluarga," kata Yudhi.

Saat anak-anak Nitisemito meninggal dunia, rumah itu kemudian ditinggali cucu Nitisemito. Nitisemito, kata dia, memiliki lima anak.

"Jadi itu rumah kembar, Bu Nafiah suaminya Pak Karmain yang juga manejernya Mbah Niti. Itu tidak punya anak dan ngangkat anak. Lha itu setelah warisan beliau meninggal, Nitisemito meninggal tahun 1953. Jatuh ke anak-anaknya. Anaknya sekarang di Jakarta," ujar dia.

Selanjutnya Pemkab berencana membeli Omah Kembar. Berapa harga jualnya? Jawabannya klik selanjutnya...

Ditambahkan Yudhi Omah Kembar tersebut akan dijadikan Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. Rencananya rumah tersebut akan dibeli oleh Pemkab Kudus.

"Mau dijadikan Benda Cagar Budaya. Mau dibeli pemkab, kemarin dari keluarga menawarkan Rp 30 miliar," ujar Yudhi.

Untuk diketahui, Nitisemito merinitis bisnis rokoknya yang bermerek Tjap Bal Tiga. Pabrik milik Nitisemito mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1922 hingga tahun 1940.

Seiring berjalannya waktu, pabrik rokok itu berkembang pesat. Setiap hari mampu memproduksi rata-rata sekitar 8 juta batang dengan mempekerjakan sekitar 10 ribu orang. Kini Nitisemito pun diusulkan sebagai pahlawan nasional dari Kudus.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads