Sekitar puncak Gunung Merapi dihiasi awan topi atau yang biasa disebut awan lenticular pada pagi hari tadi. Tak berselang lama, status Gunung Merapi pun meningkat dari Waspada menjadi Siaga.
Namun, kemunculan awan topi itu tidak ada kaitannya dengan status Merapi. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas. Menurut Reni, awan lenticular lebih berpengaruh terhadap uap air.
"Tidak ada pengaruh (dengan status Gunung Merapi Siaga) lebih berpengaruh terhadap sedikit dan banyaknya uap air yang berada di pegunungan," kata Reni melalui pesan singkat, Kamis (5/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya saat ini kelembapan udara cenderung lebih basah karena masuk musim hujan.
"Saat ini kan sudah masuk musim hujan, sehingga kelembapan udara cenderung lebih basah dibandingkan musim kemarau," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, fenomena awan berbentuk seperti topi muncul di Gunung Merapi pagi tadi. Bentuk awan yang seperti piring atau topi di gunung yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah ini membuat netizen heboh.
Banyak netizen yang kemudian mem-posting foto fenomena tersebut di media sosial. Salah satunya akun Twitter @VolcanoYTz yang mencuit:
"Visual Gunung Merapi pagi ini dengan latar belakang awan lenticular," tulis akun tersebut seperti dilihat detikcom, Kamis (5/11).
Unggahan itu pun mendapat respons dari @bayurh*** yang menyatakan jika awan itu juga nampak dari Boyolali.
"terpantau dari Boyolali," tulis akun itu.
Baca juga: Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga! |
Saat dimintai konfirmasi, Kepala BMKG Yogyakarta Agus Riyanto menjelaskan awan berbentuk topi itu merupakan awan lenticular yang biasa terjadi di wilayah pegunungan.
"Awan lenticular memang biasa terjadi adalah di puncak atau daerah pegunungan, bentuknya memang seperti caping gunung itu terjadi karena adanya adveksi biasanya itu kabut yang terangkat ke atas menjadi awan-awan lenticular," jelas Agus kepada wartawan melalui pesan singkat, Kamis (5/11).
Ia menjelaskan awan ini pada dasarnya tidak berbahaya bagi manusia. "Secara langsung bagi manusia tidak berbahaya," kata Agus.
Sementara itu, BPPTKG menaikkan status Gunung Merapi dari level waspada menjadi siaga hari ini. Warga diminta waspada dengan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
"Aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas G. Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangannya, Kamis (5/11).