Fenomena tanah bergerak terjadi di dekat permukiman warga di Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Saat ini, luasan longsor mencapai sekitar 3 hektare, sehingga belasan rumah warga rusak dan 10 warga diungsikan.
Kepala Desa Aribaya Karyawan Teguh Hudiono mengatakan pergerakan tanah pertama terjadi pada Jumat (30/10) dini hari. Namun, dampak tanah gerak setiap hari terus bertambah, terutama saat terjadi hujan deras.
"Untuk luasan dampak tanah gerak ini hari ini sudah sampai sekitar 3 hektare. Karena setelah hujan tanah masih terus bergerak," kata Teguh saat ditemui di lokasi tanah gerak di Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, Senin (2/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain merusak area kebun salak, tanah gerak juga merusak rumah warga. Bahkan saat ini ada empat rumah warga yang harus dikosongkan lantaran berada di area tanah gerak.
"Jarak titik tanah gerak dengan permukiman sekitar 20 meter. Jadi warga yang tinggal di dekat titik tanah gerak diungsikan dulu. Apalagi rumah mereka juga sudah rusak-rusak," jelasnya.
Saat ini, ada 10 warga di Desa Aribaya yang mengungsi. Namun, mereka mengungsi di rumah saudaranya masing-masing.
"Kalau pos pengungsi tidak ada, karena semua mengungsi di rumah saudaranya dan masih di Desa Aribaya," kata dia.
Selain empat rumah tersebut, tanah gerak juga merusak belasan rumah warga lainnya. Namun, karena lokasi belasan rumah warga yang rusak ini jauh dengan titik tanah gerak, sehingga penghuninya belum diungsikan.
"Kalau yang terdampak ada 15 rumah yang terdiri dari 32 warga. Rumah mereka retak-retak akibat tanah gerak, dan yang sampai mengungsi 10 orang," ujarnya.
Saat ini, pihaknya sudah mendirikan posko bencana. Diharapkan bisa mengantisipasi terjadinya korban jiwa.
"Kami terus memantau setiap pergerakan tanah. Salah satunya dengan memasang tali rafia. Sehingga jika terjadi tanah gerak mudah untuk diketahui," jelasnya.
![]() |
Sementara itu, salah satu korban tanah bergerak Wahyudin mengaku terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya lantaran takut. Selain dekat dengan titik tanah gerak, rumah yang ditempati retak dan ambles.
"Rumah rusak, retak di bagian lantai dan dinding. Di bagian dapur juga ambles. Jadi sekarang saya, suami, anak dan orang tua terpaksa mengungsi," tuturnya.
(ams/mbr)