Kata Keraton-Adik Sultan Yogya Soal Ular Melilit Pilar Ditafsir Tanda Suksesi

Round-Up

Kata Keraton-Adik Sultan Yogya Soal Ular Melilit Pilar Ditafsir Tanda Suksesi

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 25 Okt 2020 10:36 WIB
ular melingkar di tiang bangsal keraton yogya
Ular melilit pilar di Keraton Yogyakarta. Foto: Istimewa
Yogyakarta -

Pakar budaya Jawa dari Universitas Indonesia (UI) Darmoko menilai peristiwa ular melilit saka guru bangunan di Keraton Yogyakarta sebagai pertanda akan adanya suksesi di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Pihak Keraton dan adik Sri Sultan Hamengku Buwono X sudah angkat bicara soal tafsiran tersebut.

"Kalau saya tafsirkan, maka ini adalah pertanda atau sasmita terkait dengan tiang penyangga kekuasaan di Kasultanan Ngayogyakarta," kata Darmoko kepada detikcom, Jumat (23/10/2020).

Sri Sultan HB X dia lihat memiliki kuasa dan wibawa yang tinggi. Usia Sri Sultan HB X kini 74 tahun. Darmoko memandang suksesi di Keraton Yogyakarta memang perlu dipikirkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena yang dililit ini adalah pilar. Adapun ular adalah penanda kekuatan adikodrati, dia memberi tanda atas kehendak Sang Maha Kuasa," kata Darmoko.

Darmoko menjelaskan dasar tafsirannya yakni kekuatan imajinasi, intelektualitas, kepekaan intuisi, penguasaan tradisi hingga konvensi objek budaya.

ADVERTISEMENT

Darmoko merupakan peraih gelar doktor Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Budaya UI. Disertasinya berjudul 'Wayang Kulit Purwa Lakon Semar Mbabar Jatidiri: Sanggit dan Wacana Kekuasaan Soeharto.' Dia pernah menjabat sebagai Koordinator Program Studi Jawa, dan sekarang menjadi Ketua Prodi Pascasarjana Asia Tenggara FIB UI.

"Saya berharap ini pertanda baik bagi Kasultanan Yogyakarta sehingga nantinya alih kekuasaan dari Sri Sultan X tidak ada hambatan suatu apapun," kata Darmoko.

Namun tafsiran tersebut ditepis oleh Penghageng Tepas Dwarapura (Humas) Keraton Yogyakarta KRT Jatiningrat, yang biasa disapa sebagai Romo Tirun.

"Nggak. Menurut saya, itu kejadian biasa, jangan dihubung-hubungkan dengan hal yang aneh-aneh," ujar Romo Tirun saat dihubungi detikcom, Sabtu (24/10).

Justru munculnya ular di saka guru Bangsal Kemagangan kompleks Keraton itu disebutnya sebagai bukti bahwa Keraton Yogyakarta ramah lingkungan. Romo Tirun sendiri mengaku tidak pernah membunuh ular yang menampakkan diri.

"Kejadian di Keraton ada ular itu biasa, karena ularnya banyak. Nggak pernah saya bunuh, paling saya buang, saya pindahkan ke tempat lain saja," kata dia.

Dia menjelaskan, ular jenis sawa emprit (Lycodon capucinus) itu menampakkan diri pada 8 Oktober 2020, harinya adalah Kamis malam. Dalam kalender Jawa, hari berganti ketika matahari sudah terbenam, maka harinya adalah malam Jumat Pon.

"Tanggal 8 Oktober. Itu pas ada acara peringatan haul Sri Sultan Hamengkubuwono IX," kata Romo Tirun.

Tonton juga 'Malam Jumat Kliwon, Ular Melingkari Pilar Bangsal Keraton Yogya':

[Gambas:Video 20detik]

Diwawancara terpisah, adik Sri Sultan HB X, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo, menilai sah-sah saja ada interpretasi terkait kemunculan ular yang melilit pilar bangsal di Keraton Yogyakarta.

"Siapa pun silakan menginterpretasikan tentang ular tersebut. Sudah biasa yang namanya ada sesuatu kejadian terkait dengan Keraton Yogyakarta pasti ada saja yang menginterpretasikan macam-macam. Itu sah-sah saja," ujarnya kepada detikcom melalui pesan singkat, Sabtu (24/10).

GBPH Prabukusumo lalu mencontohkan peristiwa alam yang terjadi dan dikaitkan dengan Keraton Yogyakarta. Salah satunya saat calon makam keluarga HB X di sebelah makam Imogiri longsor. Di mana longsoran itu persis berada pintu butulan (pintu antara) makam Imogiri lama dan baru.

Prabukusumo juga menilai ular yang melingkar di pilar settingan. Pasalnya tidak ada ular yang melingkar seperti itu.

Terlepas dari itu, Prabukusumo mengapresiasi tafsir maupun interpretasi terkait adanya ular yang melilit di pilar Bangsal Magangan Keraton Yogya itu.

"Kami juga sangat berterima kasih kepada siapapun yang memberikan komentar-komentar. Kami sangat menghargai hal itu, karena dengan adanya komentar-komentar tersebut, kami bisa berintrospeksi diri dan benar ada manfaatnya untuk bisa mengantisipasi sehingga bisa melakukan yang terbaik," katanya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads