Menilik Kisah Kejayaan Nitisemito Si Raja Kretek Era Penjajahan Belanda

Menilik Kisah Kejayaan Nitisemito Si Raja Kretek Era Penjajahan Belanda

Dian Utoro Aji - detikNews
Sabtu, 24 Okt 2020 16:33 WIB
Museum Kretek yang menyimpan patung replika Nitisemito dan koleksi lainnya.
Museum Kretek yang menyimpan patung replika Nitisemito dan koleksi lainnya.(Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Kudus -

Nitisemito dikenal sebagai Raja Kretek tersohor di era penjajahan Belanda. Julukan itu disematkan karena rokoknya dikenal mancanegara. Seperti apa sosoknya?

"Dikembalikan buku keuangan, rokok Tjap Bal Tiga pada tahun 1932-1941 itu menjadi bukti kejayaan sekali Raja Kretek Nitisemito. Di Kudus itu dulu ada Raja Kretek itu namanya Nitisemito, dulu yang memberikan julukan Raja Kretek dari Ratu Belanda Wilhemnia sebagai De Kretek Konning atau Raja Kretek," kata Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, RR. Lilik Ngesti W kepada wartawan saat ditemui di sela-sela kegiatan seminar di salah satu hotel di Kudus, Sabtu (24/10/2020).

Lilik mengatakan ada tiga buku baru yang ditemukan Museum Kretek Kudus. Buku itu menjadi saksi kejayaan pabrik rokok kretek milik Nitisemito pada tahun 1922 sampai dengan tahun 1940.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga buku itu adalah Journal Keuangan Nitisemito, Laporan Pemasukan Dari Abon Industri Rokok Tjab Tiga Bal Nitisemito, dan Laporan Abon Dari Industri Rokok Tjap Bal Tiga Nitisemito.

"Kita memberikan kajian, dan sudah dikaji. Hasil kajian kemarin itu kita seminarkan. Langkah kedua pelestarian dan penyelamatan. Ini cagar budaya berupa benda," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Lilik mengatakan di Kudus dulu terdapat pabrik rokok yang bernama Tjap Bal Tiga milik Nitisemito. Perusahaan tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat hingga memproduksi rata-rata setiap hari sekitar 8 juta batang.

Pada tahun 1934, perusahaan tersebut mengalami kejayaan. Ini terbukti dengan perusahaan milik Nitisemito mampu mempekerjakan sekitar 10 ribu pekerja. Keberhasilan ini karena Nitisemito menjalankan manajemen perusahaannya secara modern.

"Tahun itu sudah melakukan manajemen keuangan Eropa yang sudah tidak kalah dengan anak zaman sekarang. Itu orang pribumi asli dan yang mampu membuat manajemen keuangan secara rapi, dan itu juga diakui dunia internasional," kata dia.

Lebih lanjut, manajemen keuangan itu dengan sistem pembukuan dalam pencatatan pengelolaan keuangan sudah dijalankan Nitisemito. Dalam sistem pembukuan dan administrasinya Nitisemito mengurus keuangannya seperti perusahaan-perusahaan bangsa Eropa.

"Kedua, pada masa itu seorang pribadi asli yang bisa jaya di masa penjajahan Belanda," ujar Lilik.

Lilik menerangkan karena kejayaannya, Nitisemito dikenal memiliki kontribusi pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kala itu rokok kretek buatannya tersohor hingga ke mancanegara di era penjajahan Belanda.

"Dikatakan orang terkaya di masa perjuangan. Melihat cerita ada kontribusi perjuangan. Kemudian yang ketiga, apa rahasianya rokok Bal Tiga kok sampai mendunia disuka oleh dunia dan pemiliknya kaya raya," ujar dia.

Namun masa kejayaan Nitisemito mulai meredup pada 1936 usai kunjungan Sri Susuhunan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta. Pada masa itu pajak yang harus dibayar Nitisemito bertambah hingga 350 ribu gulden.

"Pada periode tersebut pun keadaan dunia sedang kacau karena terjadi krisis ekonomi Malaise atau great depression merupakan peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia," papar Lilik.

Terpisah, Kurator Museum Jawa Tengah Ronggowarsito, Laila Nur Hayati Dewi menuturkan kajian terkait buku peninggalan Raja Kretek Nitisemito sangat menarik. Ke depan kisah Nitisemito pun akan terus ditelusuri, diperkirakan masih banyak arsip-arsip terkait sosok Raja Kretek asal Kudus tersebut.

"Jadi kami ini sedikit Nitisemito kepada khalayak umum dengan koleksi tiga buku tersebut. Hasil banyak masukan dan saran. Ini belum berakhir karena bisa disorot dengan berbagai sisi. Sejarah, akutansinya macam-macam. Ini nanti tidak berhenti sampai di sini," ujar Laila kepada wartawan selepas seminar tiga buku peninggalan Nitisemito di Kudus.

"Dari hasil ini masih ada penelusuran. Kita dari tim sejarahnya kita perlu menelusuri koran-koran keuangan itu lebih apa. Masih ada, ada monumen pers Solo," terang dia.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads