Jam menunjukkan pukul 05.30 WIB, masih pagi, namun di belakang kantor Kelurahan Bendan Ngisor di Semarang, Jateng, sudah terlihat antrean rapi ibu-ibu yang berdiri di atas lembaran kardus untuk penanda jaga jarak. Mereka menunggu untuk mengambil bantuan sembako yang dikumpulkan oleh warga lain untuk membantu yang terdampak pandemi virus Corona atau COVID-19.
Ibu-ibu berpakaian merah yang merupakan pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terlihat sibuk menerima sembako dari warga dan menggantungkannya di pagar belakang kantor kelurahan tepatnya di Jalan Sampangan Baru Gang 5.
Ketua RW 02 Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Akbari juga terlihat sesekali mengingatkan para ibu yang mengantre agar cuci tangan dan jaga jarak.
"Ibu, tolong jaga jarak ya. Ibu yang baru datang, bisa tolong cuci tangan dulu," kata Akbari kepada wartawan di lokasi, Jumat (23/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sembari menunggu bantuan dari 7 RT di RW 02 terkumpul, ibu-ibu PKK berbaju merah tadi mengecek isi plastik yang digantungkan. Jika ada yang terlalu sedikit, maka akan ditambah dengan yang isi plastiknya lebih banyak agar adil.
Tepat pukul 06.00 WIB, satu persatu warga yang sudah antre diperbolehkan mengambil satu plastik yang digantung. Salah seorang warga, Tasiah (52) mengaku cukup terbantu ada kegiatan tersebut.
"Ini sangat membantu sekali, tidak ada syaratnya, cuma cuci tangan dan antre," kata Tasiah sembari membawa pulang kresek warna merah.
Akbari, selaku ketua RW menjelaskan kegiatan tersebut memang diperuntukkan bagi warga kurang mampu yang terdampak pandemi. Donaturnya yaitu juga dari warganya yang mampu. Isi paket bantuan pun beragam seperti sayur, beras, mi instan, telur, dan rencananya akan ditambah buah.
"Setiap Jumat dari warga memberikan bantuan seperti ini, ditujukan kepada warga yang kurang mampu. Jika masih sisa maka kita titipkan ke pengurus RT untuk dibagikan, mereka yang lebih paham mana warga kurang mampu," kata Akbari.
Simak video 'Mari Lakukan 3 Hal Wajib Berikut Agar Terhindar Virus Corona':
"Iya kita coba Jogo Tonggo dengan program ketahanan pangan. Kita sepakat karena ada juga warga yang terdampak kena PHK, dirumahkan. Kegiatan ini sudah sejak Agustus, kita minta pihak RT mengarahkan warga yang kurang mampu untuk datang ke sini hari Jumat pagi," jelasnya.
"Untuk warga miskin ada sekitar 50, untuk yang di-PHK kalau 10 orang lebih, ya. Warga di luar RW juga boleh datang kalau masih ada persediaan," imbuh Akbari.
Beberapa warga kurang mampu ada yang berhalangan hadir karena kondisi seperti halnya tuna netra maka pengurus PKK yang akan datang langsung mengantarkan sembako ke rumah yang bersangkutan.
"Kalau ada yang butuh bantuan misalkan ada yang tuna netra ya kita antarkan," katanya.
![]() |
Salah seorang warga, Yanti (42) antusias mengantre sejak pagi. Bantuan itu sangat berarti baginya karena cukup membantu. Kondisi keuangan keluarganya yang memang terdampak pandemi karena suami terkena PHK.
"Ini sangat membantu sekali, suami di-PHK, akhirnya ya jualan-jualan sekarang," ujar perempuan yang bekerja sebagai asisten rumah tangga itu.
Konsep Jogo Tonggo yang dipadu Kampung Siaga Candi Hebat di wilayah yang dipimpin Akbari memang cukup aktif. Warga bahkan menyiapkan Balai RW untuk ruang isolasi jika diperlukan. Nomor susunan pengurus 'Jogo Tonggo' pun ditempel di beberapa tempat.
"Ini ada nomor telepon Karangtaruna, jadi jika ada warga terkena COVID dan isolasi mandiri, sudah jangan keluar rumah, nanti Karangtaruna ini membantu belanja dan sebagainya. Untuk saat ini warga yang terkena COVID langsung dirawat di rumah isolasi, tapi intinya kita sudah siap," papar Akbari.
Dari data Pemprov Jateng, masyarakat yang tergabung dengan 'Jogo Tonggo' ini adalah 1.337.767 kader PKK, 506.819 dasawisma, 230.782 Satlinmas, 228.142 kader posyandu dan 55.057 kelompok tani.
Ada juga 39.045 kader pemberdayaan masyarakat desa yang merupakan khas masyarakat Jateng membantu desa. Dan ada 7.527 bidan desa, 3.370 pendamping desa, 8.229 Gapoktan. Selain itu, Tagana sebanyak 1.123 dan juga ada 5.413 penyuluh, swadaya, serta 540 tenaga kesejahteraan sosial di level Kecamatan juga turut terlibat dari program 'Jogo Tonggo' ini.
![]() |
"Satgas 'Jogo Tonggo' ini bukan organisasi yang dibentuk dari 0, melainkan mengkonsolidasikan dan mensinergikan seluruh kegiatan-kegiatan organisasi kelompok sosial. Kita mempunyai SDM yang siap kok untuk bergerak dalam 'Jogo Tonggo' ini," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menjelaskan soal 'Jogo Tonggo' bulan Mei 2020 lalu.
"Kita harapkan 'Jogo Tonggo' jadi kekuatan di masyarakat di level RW, kita mulai starting form the end, bukan baru tapi nilai gotong royong, tenggang rasa ini semua boleh kita jaga. Inilah kekuatan kemandirian bangsa," imbuhnya.