Running text SMK Muhammadiyah Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diretas dan videonya beredar di media sosial. Ucapan di running text tersebut diretas jadi kalimat umpatan ke DPR.
Dari video yang beredar, running text tersebut dipasang di gerbang masuk SMK Muhammadiyah Salaman, Kabupaten Magelang. Tulisan yang sebenarnya yakni 'Selamat Datang di SMK Muhammadiyah Salaman. Kompetensi Keahlian: Multimedia, Akuntansi Keuangan dan Lembaga, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, dan Tata Boga'. Namun dalam video tersebut, tulisan di running text berubah menjadi kata makian terhadap DPR.
"Kalau hebohnya baru kemarin, untuk pastinya kapan waktunya, hari apa, jam berapa, kita belum tahu. Kami tahunya dari warga masyarakat yang disampaikan kepada kita," kata Kepala SMK Muhammadiyah Salaman, Kabupaten Magelang, Fahriza, kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Kamis (15/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mendapat laporan tersebut, pihak sekolah langsung mematikan running text tersebut. Kejadian ini juga dilaporkannya kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang dan Polres Magelang.
Fahriza mengungkap running text tersebut sudah ada sejak dua tahun yang lalu. Namun baru kali ini kalimat di running textnya diretas.
"Ada yang menyampaikan hal-hal seperti itu karena medsos sudah luar biasa, bisa saja disadap dengan orang-orang tahu IT, secara pribadi saya nggak tahu," katanya.
Dia menduga peretasan ini terkait dengan maraknya demo aksi tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja belakangan ini. Ditambah lagi, lanjut Fahtiza, lokasi sekolah berada persis di pinggir Jalan Raya Magelang-Purworejo.
"Saya berpikir secara pribadi, (kalau) itu mungkin pelakunya orang kita nggak mungkin. Itu orang iseng, mungkin karena kemarin marak demo itu bisa jadi itu kesempatan dan itu pinggir jalan, niat mereka iseng-iseng mungkin. Kalau dari dalam sudah diklarifikasi sama Ketua PDM nggak mungkin, orang-orang kita, orang-orang dari Muhammadiyah nggak mungkin," urainya.
Diwawancara terpisah, Ketua PDM Kabupaten Magelang Jumari menginstruksikan sekolah untuk melaporkan kejadian ini ke polisi. Jumari berharap, pelaku segera tertangkap dan motifnya terungkap.
"Tidak mungkin itu dilakukan warga Muhammadiyah. Cara seperti itu, bukan karakter Muhammadiyah. Muhammadiyah kalau memberikan kritik dan saran bersifat konstruktif dan beradab," ujarnya.
(sip/mbr)