Solo -
Pengusaha asal Solo Robby Sumampow tutup usia di usia 76 tahun. Konglomerat yang dekat dengan tokoh-tokoh Orde Baru itu menyisakan cerita, tentang Porkas hingga bisa memiliki Benteng Vastenburg peninggalan Belanda yang berada di tengah Kota Solo.
Namun lima hal ini harus Anda ketahui dari sosok pribadi Robby Sumampow:
1. Bermula dari Makelar Motor
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robby lahir di Solo, 9 November 1944. Siapa sangka pria yang pernah menjalani bisnis makelar sepeda motor itu akhirnya menjadi sosok kaya raya dengan bisnis properti dan hiburan.
"Beliau sosok yang sangat gigih dalam berjuang. Maaf kata, dulu makelar motor sampai jadi konglomerat. Ini menjadi sejarah tersendiri," kata Pengacara Robby Sumampow, Heru S Notonegoro, saat dihubungi detikcom, Senin (12/10).
2. Bangun hotel hingga lapangan golf
Hal lain yang membuatnya kagum ialah Robby sudah memulai bisnis sejak muda. Heru menyebut sudah banyak bangunan yang Robby dirikan.
"Sampai beliau meninggal itu tidak pernah berhenti membangun, mulai dari rumah, mal, hotel, lapangan golf. Ada di Solo, Jakarta, Surabaya, Batam Singapura, Hongkong, Korea. Saya tidak bisa menghitung. Mungkin anaknya juga tidak hafal," kata dia.
Robby memang banyak mendirikan bangunan, terutama hotel. Di Solo, ada sejumlah hotel berbintang miliknya, seperti Hotel Adhiwangsa, dan yang terakhir diresmikan ialah Hotel Solia Zigna.
"Sebenarnya beliau masih mau membangun rumah sakit cukup besar di Solo. Sudah tender," katanya.
3. Raja Porkas hingga masuk Islam
Dalam perjalanannya hidupnya, Robby pernah menjadi pengelola judi Porkas (Pekan Olahraga dan Ketangkasan) yang legal di masa Orde Baru. Lama tak muncul, namanya mencuat setelah dilaporkan terkait pemalsuan dokumen yayasan yang dia kelola.
Tahun 2012, dia divonis 8 bulan penjara. Pada tahun 2013, Robby mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia dituntun oleh ulama asal Solo, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.
"Betul, dulu 2013 beliau masuk Islam. Dituntun oleh Habib Syech di rumahnya," kata Heru.
4. Miliki Benteng Vastenburg
Tak hanya memiliki hotel dan lapangan golf. Robby juga memiliki Benteng Vastenburg, bangunan cagar budaya peninggalan Belanda.
Sejak zaman kolonial sampai Orde Baru, benteng tersebut digunakan sebagai kamp tentara. Masih di era Soeharto, Benteng Vastenburg ditukar guling kepada pihak swasta.
Benteng Vastenburg memiliki luas mencapai 40 ribu meter persegi Menurut pengacara Robby, Heru S Notonegoro, pengusaha keturunan Tionghoa itu memiliki lahan seluas 32 ribu meter persegi.
"Sebagian besar lahan itu milik Pak Robby," kata Heru.
Kabar terakhir, pemerintah pusat sudah sempat melakukan penaksiran nilai sebagai tahap awal akuisisi lahan Benteng Vastenburg.
"Tempo hari ada beberapa informasi, bahkan sudah di-appraisal, karena mau diakuisisi pemerintah. Saya dengar anggaran belum cukup. Karena harus pusat, APBN," ujar dia.
Namun setelah Robby meninggal, Heru mengatakan belum mengetahui langkah selanjutnya. Hal tersebut akan dibahas pihak keluarga.
"Kita lihat nanti mau diapakan. Tentu anak-anaknya akan berembuk," kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo masih enggan membicarakan rencana akuisisi Benteng Vastenburg.
"Nanti saja, lagi berduka kok," kata Rudy kepada wartawan di Loji Gandrung, Senin (12/10/2020).
5. Jenazah dipulangkan ke Indonesia
Sebelum meninggal dunia, Robby kembali ke tempat tinggalnya di Singapura sambil menjalani perawatan. Dia meninggal dunia karena sakit, Minggu (11/10) pukul 23.00 WIB.
Jenazahnya dipulangkan ke Indonesia pada Senin malam. Jenazah Robby disemayamkan di rumah duka Thiong Ting, Jebres, Solo.
Rencananya, jenazah disemayamkan selama beberapa hari ke depan. Sedangkan terkait pemakaman, pihak keluarga masih belum menentukan waktu dan lokasinya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini