Calon Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memilih berkampanye di rumah karena makin banyaknya aturan kampanye di masa pandemi virus Corona atau COVID-19. Kampanye di rumah tersebut tetap dalam pengawasan Panwaslu.
Jika biasanya kandidat mendatangi warga untuk kampanye, kali ini warga yang datang ke rumah Hevearita atau Ita di Banyumanik, Semarang. Tidak hanya sekedar berkampanye, acara di rumah Ita tersebut juga pelatihan urban farming.
Dari pantauan detikcom, ada 15 peserta mengikuti pelatihan bersama instruktur tentang menanam sayur dan sebagainya dengan berbagai media dan lahan sempit. Kegiatan digelar di tempat terbuka di bagian tengah rumah Ita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum pelatihan berakhir, Ita ikut membaur dan berbincang. Ketika berbincang itulah ia menyampaikan kampanye-kampanye dan menanyakan keluh kesah warga yang hadir. Bahkan ada yang bertanya soal Pilwalkot Semarang 2020 yang hanya diikuti satu paslon, Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Terlihat anggota Pengawas Pemilu Kecamatan Banyumanik ikut memantau jalannya acara. Ketika Ita akan memberikan alat peraga kampanye, Panwaslu mendokumentasikan karena memang harus sesuai aturan.
"Urban Farming ini sejak Juni, sejak ada instruksi Bu Megawati untuk memberikan pelatihan untuk kedaulatan pangan, minimal di rumah tangga bisa memenuhi kebutuhan saat pandemi. Awalnya hanya hari Selasa dan Kamis," kata Ita ditemui di rumahnya, Senin (5/10/2020).
"Tadinya tidak diperhitungkan untuk kampanye. Jadi akhirnya dimanfaatkan untuk kampanye karena peminatnya banyak dan ditambah harinya Senin, Rabu, Jumat," imbuhnya.
![]() |
Protokol kesehatan dilakukan dengan cek suhu tubuh saat masuk, disediakan hand sanitizer, dan peserta tidak boleh lebih dari 15 orang. Ita mengakui harus sering mengingatkan soal jaga jarak, petugas Panwas yang datang pun juga terlihat beberapa kali mengingatkan peserta.
"Paling sering ingatkan soal jaga jarak, tapi alhamdulillah selama ini peserta mau memakai masker," ujarnya.
Ita mengatakan ternyata kampanye seperti yang dia lakukan cukup efisien karena peserta yang datang cukup bangga bisa berinteraksi secara pribadi kemudian diceritakan ke keluarga atau komunitas.
"Ini tadi yang hadir dari komunitas UMKM, kita foto bareng kemudian saya endorse produk mereka di Instagram saya, mereka senang. Mereka posting di media sosial mereka, banyak yang melihat, justru efisien, tidak keluar biaya banyak dan bisa tetap di rumah," jelasnya.
Wakil Wali Kota petahana Semarang itu bahkan tidak menyebar undangan khusus untuk mendatangkan peserta melainkan dari mulut ke mulut. Ita juga tidak membatasi yang hadir harus warga yang mendukungnya.
"Biasanya kalau kampanye mendatangi, ini malah didatangi warga. Yang tadinya tidak diperhitungkan untuk kampanye, sekarang jadi andalan kampanye," kata Ita.
Sementara itu anggota Panwascam Banyumanik, Wahyu Adi Pamungkas mengatakan kegiatan di rumah Ita sudah mengantongi Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) Kampanye. Kegiatan dalam sehari ada dua kali, pagi dan sore.
"STTP ada, dan harus ada rekomendasi protokol kesehatan dari Dinas Kesehatan. Ya ini saya mengawasi setiap ada kegiatan di sini. Sesuai PKPU kegiatannya ini peserta di bawah 50 orang dan dilakukan di dalam gedung atau bangunan," ujar Wahyu.
Selama kegiatan kampanye berlangsung, Panwascam belum menemukan pelanggaran termasuk soal alat peraga kampanye (APK). Jika memang ada pelanggaran maka akan ada peringatan.
Untuk diketahui, Ita merupakan calon Wakil Wali Kota Semarang yang kembali maju Pilwalkot Semarang bersama Hendrar Prihadi. Untuk Hendrar atau Hendi, punya cara berkampanye dengan virtual yaitu interaksi warga dengan Hendi lewat layar besar yang mendatangi perkampungan.