Angka kematian kasus virus Corona atau COVID-19 di Jawa Tengah sudah mencapai 2.000 kasus. Kasus tertinggi yaitu lansia dengan rentang usia 50 tahun sampai 69 tahun.
Data tersebut diperoleh dari laman resmi corona.jatengprov.go.id milik Pemprov Jateng. Dari data yang dikutip Sabtu (3/10/2020) pukul 14.34 WIB, pasien COVID-19 yang meninggal ada 2.012 orang dengan rincian 40,62 persen perempuan atau 818 orang dan 59,38 persen laki-laki atau 1.196 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat pula kematian tertinggi terjadi pada usia 50-69 tahun dengan jumlah laki-laki 755 orang dan perempuan 533 orang. Kemudian di rentang usia 30-49 tahun ada 245 laki-laki dan 175 perempuan. Lalu berikutnya usia 70 tahun ke atas sebanyak 165 laki-laki dan 84 perempuan. Ada pula usia 0 sampai 29 sebanyak 31 laki-laki dan 26 perempuan.
Dari laman tersebut juga diketahui penyakit bawaan atau komorbid terbanyak yang diderita pasien meninggal yaitu diabetes mellitus 40,4 persen, kemudian hipertensi 32,0 persen, gagal jantung 7,8 persen dan penyakit-penyakit lainnya.
Dilihat dari grafik harian angka kematian di laman tersebut, 3 hari terakhir yang ditampilkan pada grafik yaitu data tanggal 26 September 2020 dengan kasus meninggal 22 orang, kemudian tanggal 27 ada 7 orang, tanggal 1 September ada 1 orang. Untuk angka kematian tertinggi terjadi pada 22 Agustus 2020 lalu yaitu 37 orang.
Sementara itu dari data di halaman muka web tersebut, diketahui data kasus corona terkonfirmasi di Jawa Tengah ada 23.282 kasus, dirawat 3.809 kasus, sembuh 17.461 kasus, meninggal 2.012 kasus, dan suspek ada 3.288 orang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan angka kematian terbanyak memang berusia 50 tahun ke atas sehingga perlu ada perhatian. Selain itu untuk yang memiliki komorbid juga harus bisa ditangani lebih baik untuk mengurangi risiko kematian.
"(Paling banyak) 50 tahun ke atas, memang dengan komorbid, yang kelihatan antara gula dan darah tinggi meskipun penyakit bawaan lain mesti dapat perhatian juga," kata Ganjar di rumah dinasnya, Jumat (3/10/2020) kemarin.
Ganjar mengatakan upaya yang dilakukan saat ini untuk penanganan Corona dan menekan angka kematian yaitu optimalisasi laboratorium dan perbaikan penanganan terhadap pasien Corona.
"Memang ada dua hal sekarang yang sedang kita coba dalami sehingga kenapa saya membuat dua tim. Satu, tim untuk optimalisasi lab, yang alhamdulillah hasilnya bagus, sudah bisa di atas target, tapi untuk yang angka kematian nampaknya kita harus lebih ketat lagi. Bagaimana caranya kita cegah dulu yang sehat agar tidak sakit, dan ini adalah mereka yang punya potensi komorbid, mereka dites, mereka ya tidak usah keluar rumah dulu lah," jelas Ganjar.
Pemprov Jawa Tengah membuka diri jika dari Kementerian Kesehatan memberikan arahan untuk penanganan pasien Corona agar lebih baik lagi.
"Kedua adalah memberikan treatment, perlakuan terhadap pasien, umpama beberapa dilakukan Rumah Sakit Moewardi (Solo) ternyata bagus, kita minta Rumah Sakit Moewardi sharing ke yang lain dan mungkin akan ada masukan dari Kementerian Kesehatan untuk nanti bisa tekan dengan treatment yang lebih baik sehingga mereka insyaallah bisa disembuhkan," tutur Ganjar.