Beredar informasi massa pesilat akan turun ke jalan Kota Solo malam ini. Hal itu disebut sebagai buntut kasus dugaan penganiayaan yang dialami salah satu kelompok pesilat.
Isu tersebut beredar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Dikabarkan massa akan berkumpul dan berkonvoi di Solo.
Saat dimintai konfirmasi, Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengimbau agar tidak ada pengerahan massa yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade Safri mengatakan pengumpulan massa dapat membahayakan masyarakat, termasuk para peserta itu sendiri. Sebab saat ini masih dalam suasana pandemi COVID-19.
"Sudah jelas kita tetap mengimbau kepada seluruh warga masyarakat, saat ini kita sedang berada di tengah pandemi Corona. Maka segala aktivitas pengumpulan massa jelas-jelas ini harus kita hindari dan dilarang melalui regulasi yang ada, baik Inpres maupun peraturan wali kota," kata Ade di Mapolresta Solo, Selasa (22/9/2020).
"Ini sangat mengganggu terhadap keamanan dan kenyamanan Kota Surakarta. Dan kita imbau masing-masing bisa menghindari kerumunan," imbuhnya.
Sementara itu, kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan kelompok pesilat, dialami tiga anggota kelompok silat di Mojosongo, Solo, Selasa (15/9) lalu. Kemudian Selasa malam, massa pesilat berkumpul di Manahan untuk mendesak polisi menuntaskan kasus tersebut.
Ade meminta masyarakat bersabar terkait kasus tersebut. Saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelaku penganiayaan tersebut.
"Pihak Polresta Surakarta saat ini masih terus bekerja melakukan penyelidikan maupun penyidikan terkait kejadian penganiayaan beberapa waktu lalu yang mengakibatkan tiga orang luka-luka. Saat ini tim penyidik di-backup Ditreskrimum Polda Jateng sedang mengembangkan hasil penyelidikan," ujar Ade.
"Kita imbau kepada masyarakat untuk mempercayakan proses penegakan hukum kepada pihak Polri. Polri akan bekerja secara profesional, prosedural dan tuntas menyidik kasus ini," imbuhnya.