Viral kabar soal chatting ajakan menyebar virus Corona atau COVID-19 di Kota Semarang. Polisi turun tangan melakukan penyelidikan.
Polrestabes Semarang telah mengidentifikasi pihak yang diduga terlibat dalam chatting tersebut. Keduanya adalah perempuan pasien positif Corona.
Kasat Reskrim Porestabes Semarang AKBP Benny Setyowadi mengatakan kedua perempuan itu berinisial L dan F. Satgas COVID-19 dan kepolisian sudah melakukan tindakan yaitu L dan keluarga dibawa ke tempat isolasi di rumah dinas Wali Kota Semarang, sedangkan F isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan ketat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"L dan keluarga diisolasi per hari Sabtu pukul 17.00 dibantu Polsek Tugu sudah di rumah karantina di Manyaran. Kemudian untuk yang F sudah koordinasi dengan Polsek Boja, Polres Kendal karena yang bersangkutan sekitar 5 bulan atau 6 bulan yang lalu pindah ke Boja. Kita koordinasi dengan yang terkait di sana dan dilakukan protokol kesehatan," kata Benny di kantornya, Senin (21/9/2020).
"Mekanisme Jogo Tonggo berjalan dalam artian saling support kebutuhan sehari-hari, mudah-mudahan tetap tertib. Kami harapkan masyarakat tidak terprovokasi," sambungnya.
Saat ditanya terkait kebenaran isi chatting yang viral, Benny menjelaskan pihaknya harus melakukan klarifikasi langsung. Meski demikian klarifikasi bisa dilakukan setelah kondisi keduanya sehat.
"Tunggu proses kesehatannya dulu, utamakan kemanusiaan dan kesehatan dia dulu. (Untuk kebenaran isi chatting) Kita harus menunggu hasil klarifikasi dulu," jelas Benny.
Diberitakan sebelumnya, viral kabar soal chatting ajakan menyebar virus Corona atau COVID-19 di Kota Semarang. Pihak Pemkot Semarang pun memberikan penjelasan soal itu.
"Saya mendengar kabarnya tadi siang, dan langsung menghubungi Kepala Dinas saya untuk segera ditindak lanjuti. Alhamdulilah setelah melakukan koordinasi dengan pemangku wilayah setempat, yang bersangkutan saat ini sudah bersedia dibawa ke Rumah Isolasi Rumdin pukul 17.00 tadi sampai," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam siaran pers, Sabtu (19/9).
Hendi, sapaannya, mendapatkan informasi bahwa percakapan yang viral tersebut hanya salah paham. Namun ia mengapresiasi tim yang bergerak cepat menanggapi kabar itu.
"Dalam kondisi seperti ini, langkah-langkah yang kita ambil harus lebih cepat dari pemberitaan itu sendiri. Saya mengapresiasi kerja dari tim yang tadi sore telah bekerja cepat melakukan mediasi kepada pasien yang bersangkutan. Ini hanya salah paham antara tetangga yang kemudian tersebar komunikasinya melalui WA," ujarnya.