Pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memutuskan untuk menghentikan sekolah tatap muka yang sudah digelar di 63 sekolah sejak 31 Agustus. Keputusan ini diambil merujuk pada perkembangan situasi penularan virus Corona atau COVID-19 yang terus mengalami peningkatan.
"Menilik situasi COVID-19 yang semakin meningkat, kita putuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka di 63 sekolah ini sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen Tatag Prabawanto saat dihubungi detikcom, Jumat (4/9/2020).
Tatag mengatakan, sebenarnya penerapan protokol kesehatan di 63 sekolah tersebut sudah berjalan dengan baik. Namun dengan kondisi penularan COVID-19 yang terus menanjak, pihaknya mengaku tak mau ambil risiko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertimbangannya pada minggu-minggu ini progres mereka yang terkonfirmasi Corona maupun yang suspek makin hari semakin meningkat. Jadi meskipun penerapan protokol di sekolah-sekolah tadi berjalan baik, karena sudah masuk zona oranye kita ikuti pemerintah untuk sementara menghentikan sekolah tatap muka," terangnya.
Zona oranye tersebut, lanjut Tatag, berdasarkan kajian Satgas COVID-19 Sragen terhadap perkembangan penularan Corona terutama dalam dua pekan terakhir. Pihaknya menegaskan, saat Pemkab Sragen mengambil kebijakan sekolah tatap muka, posisi COVID-19 di Sragen masih zona kuning.
"Hari ini saja hasil tracing ada 51 pasien positif baru. Hampir semuanya dikarenakan adanya kontak erat dengan yang positif. Apalagi terkait sekolah tatap muka memang kita tegaskan dari awal adalah uji coba yang akan dievaluasi selama sepekan," sambungnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, Suwardi, membenarkan pembatalan sekolah tatap muka di 63 sekolah tersebut. Pihaknya telah mengirim surat ke seluruh sekolah terkait hal ini.
"Berdasarkan hasil rapat koordinasi Gugus COVID-19, dengan berbagai pertimbangan kasus COVID-19 yang masih terus meningkat, maka diputuskan pembelajaran tatap muka yang dimulai tanggal 31 Agustus 2020 dan dilaksanakan di 63 sekolahan dialihkan kembali ke pembelajaran jarak jauh," jelas Suwardi.
"Sehingga secara keseluruhan proses pembelajaran di Kabupaten Sragen dilaksanakan secara daring sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," imbuhnya.