Kawah gas alam Oro-oro Kesongo di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora, Jateng, gegerkan warga. Sejumlah warga harus mendapat perawatan medis karena mengalami keracunan. Belasan kerbau piaraan warga, tertimbun material lumpur yang disemburkan.
Dalam sehari terjadi tiga kali letusan. Letusan pertama terjadi pada Kamis (27/8) pukul 05.30 WIB, material yang dikeluarkan berupa lumpur dan gas. Suara pada letusan pertama setinggi 40 meter dengan dentuman keras hingga mendengingkan telinga.
"Pertama kali letusan terjadi sekitar pukul 05.30 WIB suara dentumannya sangat keras hingga mendengingkan telinga," Kata kata Kepala Desa Gabusan, Parsidi, saat dihubungi detikcom, Kamis (27/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan tinggi material letusan mencapai hingga 40 meter. Saat terjadi letusan pertama, terdapat aktivitas warga yang sedang menggembala hewan ternak di lokasi. Akibatnya empat orang mengalami keracunan akibat menghirup gas yang dikeluarkan dari letusan tersebut.
"Empat orang warga dilarikan ke Puskesmas terdekat. Alhamdulillah kondisinya semakin membaik," papar Parsidi.
Tidak hanya itu saja, belasan hewan ternak milik warga dinyatakan hilang tertimbun material letusan.
"Totalnya ada 18 hewan ternak milik warga yang dilaporkan hilang tertimbun lumpur. Hanya satu yang ditemukan selamat, dan sekarang sudah diurus pemiliknya," lanjutnya.
Parsidi mengatakan, sebelum kejadian warga tidak mengetahui ada tanda-tanda lokasi tersebut akan meletus. "Tahu-tahu ada suara bergemuruh dari dalam tanah dan meletus," Terangnya.
Anggota Polisi Hutan RPH Padas, Agus Rimbawanto, menyebut bahwa meletusnya Kawah Oro-oro Kesongo sempat membuat warga takut. Saat kejadian, dirinya berada kurang lebih sekitar 1 km dari lokasi.
Agus menyampaikan, letusan Kesongo pertama terjadi sekitar 10 menit. Dia bilang, sebelum-sebelumnya peristiwa yang terjadi tidak sekeras ini.
Kepala cabang Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah wilayah Kendeng Selatan, Teguh Yudi Pristiyanto, menyampaikan, hasil penelitian saat itu menyebutkan jika fenomena tersebut adalah gunung api lumpur atau mud volcanoes.
"Mud volcanoes merupakan sebuah fenomena ekstrusi cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti methane," kata Teguh Yudi saat dihubungi detikcom, Kamis (27/8).
Teguh menyampaikan, saat ini letusan tersebut telah berhenti. Letusan sebelumnya terjadi pada tahun 2013, titik letusannya sama yang terjadi hari Kamis kemarin. "Lokasi titik letusannya sama seperti yang terjadi pada tahun 2013," lanjut Teguh.