Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, belum memperbolehkan sekolah di pembelajaran atau sekolah tatap muka. Menurutnya, kasus virus Corona atau COVID-19 di Yogyakarta masih fluktuatif.
"Ya saya belum tahu persis apakah kita kuning atau oranye, tapi jangan dulu lah, masih fluktuatif (kasus COVID-19 di DIY)," kata Sultan saat ditemui di depan Gedhong Pracimosono, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Selasa (11/8/2020).
Sultan menyebut, apabila menyelenggarakan sekolah tatap muka maka perguruan tinggi yang terlebih dahulu melaksanakannya. Hal itu untuk meminimalisir risiko penyebaran COVID-19 bagi anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biar kampus dulu buka lah, risikonya untuk anak- terlalu besar jadi (SMA/SMK) belakangan saja," ucapnya.
"Kita lebih baik memforsir untuk swab yang sekarang sudah terjadi dengan harapan kita punya kepastian lebih dahulu daripada coba-coba, risikonya terlalu besar," imbuh Ngarsa Dalem.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah menyampaikan kebijakan baru terkait pembelajaran pada masa pandemi COVID-19. Sekolah di zona kuning Corona bisa dilaksanakan secara tatap muka.
Hal itu disampaikan Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo dalam konferensi pers seperti disiarkan dalam akun YouTube Kemendikbud, Jumat (7/8). Doni mengatakan risiko di setiap daerah di Indonesia itu berbeda-beda.
"Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semuanya. Bapak-Ibu sekalian, pada kesempatan ini izinkan kami melaporkan tentang rencana memulai kegiatan sekolah pada zona selain hijau, yang dipilih adalah zona kuning," kata Doni.
Doni menjelaskan tak semua daerah zona hijau melaksanakan sekolah tatap muka sekalipun pemerintah sebelumnya sudah mengizinkan. Kebijakan ini, kata Doni, disesuaikan dengan kebijakan pemda setempat.
"Nah, untuk daerah yang zona hijau, tidak ada kasus baru dan tidak terdampak, ini sudah dimulai kegiatan belajar-mengajar tatap muka secara langsung, tetapi menurut penjelasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu sebelumnya, maka kita bisa melihat tidak semua daerah yang telah diberi kesempatan untuk memulai kegiatan belajar tatap muka itu mau melakukannya," ujar Doni.
"Ini sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat bahwa kesempatan diberikan kepada zona hijau. Namun keputusan melakukan kegiatan belajar tatap muka kembali kepada pengelola sekolah, yaitu para guru yang mana nanti dibimbing oleh kepala dinas pendidikan yang ada di daerah, termasuk partisipasi dari orang tua," sambung Doni.