Kasus positif virus Corona atau COVID-19 di Boyolali, Jawa Tengah bertambah lagi. Hingga hari ini jumlah total ada 225 kasus.
Dari tambahan kasus baru, yang terbanyak dari klaster sebuah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Boyolali. Hingga saat ini ada 11 kasus positif dari klaster sebuah lembaga keuangan mikro di Boyolali itu.
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, mengatakan jumlah kasus positif COVID-19 di Boyolali hingga hari ini sebanyak 225. Dari jumlah tersebut, yang masih dirawat sebanyak 98 orang, melaksanakan isolasi mandiri ada 45 orang. Kemudian yang selesai isolasi atau sudah sembuh ada 73 orang dan meninggal ada sembilan orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk penambahan kasus baru ini yang terbanyak dari klaster sebuah BMT. Di mana yang bisa kita lacak itu ada 11 kasus yang positif dari kasus BMT, secara akumulatif dari awal ditemukan kasus," kata Lina, sapaannya, kepada para wartawan di kantornya, Jalan Pandanaran, Senin (3/8/2020).
Kemudian, tambahan kasus terbanyak kedua yakni dari tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Kemusu. Ada tujuh orang nakes Puskesmas di wilayah Boyolali Utara ini yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Untuk klaster BMT, jelas Lina, tracing-nya masih terus dilaksanakan. Selain itu juga melakukan pemeriksaan swab pada kontak eratnya.
"Untuk klaster BMT, tracing-nya masih kita laksanakan terus dan pemeriksaan swab pada kontak erat. Termasuk kontak erat yang positif berkelanjutan, artinya dari kasus pertama itu kan berkontak, kemudian ditemukan kasus positif kontak eratnya. Kemudian dari kontak erat yang positif itu sudah kita kembangkan lagi dan masih berjalan terus. Hingga sekarang ketemu 11 kasus dari kontak erat BMT," terang Lina.
Dari 11 kasus positif di klaster BMT itu, menurut Lina, tak hanya dari pegawai BMT saja. Tetapi juga dari anggota keluarga, tetangga hingga teman organisasi.
"Macam-macam, ada yang karyawan dari BMT, ada yang anggota keluarga, ada yang tetangga, ada yang teman organisasi. Jadi berbagai macam latar belakangnya, tetapi mereka mempunyai kontak erat," imbuh dia.
Dari 11 kasus tersebut, satu orang pasien sudah meninggal dunia, yaitu yang tercatat sebagai kasus COVID-19 nomor 158 di Boyolali, berinisial ABZ. Dia merupakan pimpinan dan pendiri BMT tersebut.
Temuan kasus COVID-19 di BMT ini, lanjut Lina, berawal dari notifikasi kasus dari rumah sakit dr Moewardi Surakarta, jika ada pasien positif. Pasien tersebut berinisial ABZ warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali.
"Kemudian kita lakukan tracing kontak erat, itu ditemukan anggota keluarganya kita periksa ternyata ada yang positif. Dari situ juga kita tracing ke tempat kerjanya, ternyata ditempat kerja juga ada beberapa yang positif, kemudian di lingkungannya, lingkungan sosialnya ternyata juga ditemukan ada yang positif. Sehingga total ada 11 yang positif," paparnya.