Kisah penemuan puluhan kilogram emas ditemukan di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten tahun 1990 silam masih menyisakan tanda tanya. Emas puluhan kilogram itu diduga peninggalan era Mataram Kuno. Lalu di mana pusat kerajaannya?
"Tidak bisa otomatis dipastikan di Desa Wonoboyo itu adalah pusat kerajaan Mataram meski ada temuan besar. Kemungkinan hanya rumah pejabat kerajaan juga bisa," kata Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deny Wahju Hidajat pada detikcom di kantornya, Rabu (29/7/2020).
Deny menyebut untuk memastikan peninggalan Mataram kuno itu butuh kajian. Selain itu, pihaknya juga masih melacak sumber data terkait lokasi kerajaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sulit untuk memastikan di mana. Masih kita kaji terus dan belum ada titik temu," jelas Deny.
Deny menyebut selama ini banyak dugaan tentang letak pusat kerajaan Mataram. Ada yang menduga di situs Boko, wilayah Kabupaten Sleman, di Dusun Gupolo, Kecamatan Prambanan dan lainnya.
"Ada yang mengira di Boko atau Gupolo yang tidak jauh dari candi-candi Prambanan. Tapi sampai hari ini belum bisa dipastikan dan yang ada sebatas dugaan," lanjut Deny.
Diwawancara terpisah, pengkaji pelestarian cagar Budaya BPCB Jateng, Wahyu Broto Raharjo mengatakan hal senada. Dia juga tidak bisa memastikan Desa Wonoboyo merupakan pusat kerajaan.
"Kalau dikatakan sebagai pusat negara, bisa ya bisa tidak. Untuk memastikan diperlukan penelitian lebih banyak," kata Wahyu saat ditemui detikcom di kantornya.
Wahyu menuturkan jika desa itu diduga sebagai pusat negara maka perlu banyak temuan. Di antaranya harus ada bekas kerajaan, rumah bangsawan, dan lainnya di sekitar desa tersebut.
"Harus ada kawasan dan temuan tidak hanya itu (perhiasan dan pondasi). Kalau dulu kan ada wateg atau wanua sebagai jenjang pemerintahan, mestinya ada prasasti," jelas Wahyu.
Tonton video 'Hari Ini, Harga Emas Tembus Rp 1 Juta/Gram':
Wahyu pun menduga lokasi penemuan puluhan kilogram emas itu bisa jadi hanya rumah bangsawan. Namun untuk mengarah sebagai rumah, seharusnya di titik itu juga ditemukan struktur pondasi.
"Misalkan itu rumah permasalahannya tertimbun lahar, sehingga harus ada penelitian luas apa ada struktur bangunan. Bisa jadi menyembunyikan emas di situ nanti mau diambil lagi," ucap Wahyu.
Wahyu menambahkan pusat kerajaan tidak bisa dipastikan hanya dengan satu temuan. Misalnya saja Candi Prambanan yang menjadi lokasi peribadatan diduga sebagai pusat kerajaan.
"Padahal menentukan itu sulit. Ada teori dan pendapat yang menggunakan astronomi menduga pusatnya ada di utara Prambanan (sejarak) 1 km tapi ada juga pendapat lain," terang Wahyu.
Wahyu menyebut ada juga teori yang mengacu dasar konsep Kerajaan Hindu-Buddha, yakni Mahameru sebagai puncak dan dikelilingi tujuh samudera dan benua.
"Tujuh samudera dan benua itu bisa hanya konsep dengan banyak wujud. Bisa sungai, telaga atau ornamen pada candi," tutur Wahyu.
Dia mengaku tak bisa menyimpulkan soal letak Kerajaan Mataram. Sebab, perlu banyak kajian dari berbagai disiplin ilmu.
"Belum bisa disimpulkan sebab perlu banyak penelitian. Termasuk pertimbangan teori dan sumber daya alam yang ada," pungkas Wahyu.