Tangis Dzul Minta Sekolah Meski Sendirian karena Tak Punya Smartphone

Tangis Dzul Minta Sekolah Meski Sendirian karena Tak Punya Smartphone

Robby Bernardi - detikNews
Selasa, 28 Jul 2020 16:18 WIB
Dzul Faqor Risqi Islamy Al Ghazy siswa kelas 7 SMPN 2 Tirto, Pekalongan yang sekolah sendirian, Selasa (28/7/2020).
Foto: Dzul Faqor Risqi Islamy Al Ghazy siswa kelas 7 SMPN 2 Tirto, Pekalongan yang sekolah sendirian, Selasa (28/7/2020). (Robby Bernardi/detikcom)
Kabupaten Pekalongan -

Dzul Faqor Risqi Islamy Al Ghaz (13) seorang siswa SMP di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah sudah dua hari ini berangkat ke sekolah karena tidak punya smartphone untuk belajar daring. Bahkan, Dzul sempat menangis ke guru agar diizinkan belajar tatap muka di kelas, meski hanya sendirian.

"Awalnya saya lihat anak kok sendirian di luar. Senin jam 7 pagi. Saya dekati, saya tanya, dia menangis. Ingin belajar katanya," kata Kepala SMP N 2 Tirto, Khoirul Huda, saat ditemui detikcom, Selasa (28/7/2020).

Menurutnya, Dzul tetap berangkat ke sekolah karena di rumahnya tidak ada smartphone untuk belajar melalui daring.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anaknya menangis, pokoknya ingin belajar. Kita terima dan arahkan untuk belajar di perpustakaan didampingi wali kelasnya," jelas Khoirul Huda.

Dzul merupakan siswa kelas VII di SMPN 2 Tirto, Kabupaten Pekalongan. Dia datang ke sekolah dengan sepeda ontelnya.

ADVERTISEMENT

Sekolah tersebut ditempuh hanya lima menit perjalanan dari rumahnya yang berada di Desa Tanjung, Kecamatan Tirto. Anak dari Tarjo dan Winarsih ini ngotot ke sekolah meski harus belajar sendirian karena dia tidak memiliki smartphone. Ayah dan ibunya yang bekerja sebagai buruh, tak mampu membelikan Dzul smartphone.

Pantauan detikcom pagi tadi, anak bungsu dari empat bersaudara ini tiba di depan pintu gerbang SMP N 2 Tirto. Dengan menggunakan seragam merah putih, dia tiba dengan tatapan mata penuh semangat.

Sepeda ontel tuanya dia sandarkan di sebatang pohon di halaman sekolah. Kedatangannya disambut oleh Kepala SMP 2 Tirto, guru wali kelas dan kepala perpustakaan.

Selama dua hari ini, Dzul belajar di ruang perpustakaan sekolahnya. Dengan menggunakan masker, dia ikut belajar daring menggunakan smartphone milik kepala perpustakaan dan didampingi wali kelasnya, Sartono.

Sekitar 50 menit kemudian, tampak Dzul sudah menyelesaikan satu mata pelajaran. Dia mengaku bingung tak bisa mengikuti belajar online dari rumah karena tak memiliki smartphone.

"Sejak kemarin (Senin). Ke sekolah karena ingin belajar. Di rumah tidak punya HP," kata Zul, pada detikcom, Selasa (28/7).

"Saya harus pintar," lanjut Zul dengan nada mantap.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kelas VII B, Sartono, menilai Dzul merupakan murid barunya yang sangat bersemangat. Dia memastikan proses belajar Dzul di sekolah tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Anaknya sangat tanggap. Mudah mencerna pelajaran yang diterima," kata Sartono.

Kepala SMP N 2 Tirto, Khoirul Huda, menambahkan selama kegiatan belajar mengajar (KBM) secara online, rata-rata siswa yang bisa menjalankan tugas sekolah sebanyak 90 persen.

Khoirul Huda mengatakan jumlah siswa kelas 7 di sekolah tersebut yakni 137 siswa. Sedangkan jumlah siswa keseluruhan di SMP N 2 Tirto terdapat 435 siswa.

"Bisa jadi yang 10 persennya, mengalami hal yang serupa dengan Dzul, cuma tidak ada keberanian seperti Dzul yang datang ke sekolah," kata Khoirul Huda.

"Tidak menutup kemungkinan kita akan menampung murid-murid yang seperti Dzul. Kasihan juga kita harus memberikan pelayanan pendidikan dengan maksimal," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads