Ketua KPU Blora, Muhammad Khamdun saat dikonfirmasi mengungkapkan, awalnya terdapat 3.918 petugas yang mengikuti rapid test Dinas Kesehatan Blora. Hasilnya, 136 orang dinyatakan reaktif.
Kemudian dari 136 orang tersebut mengikuti tes swab dan hasilnya positif COVID-19 berjumlah 25 orang. 13 orang sudah diganti saat hasil rapid test menunjukkan reaktif.
"13 di antaranya adalah Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) atau petugas coklit, mereka langsung kita ganti saat rapid test menunjukkan positif. Dan penggantinya kita rapid test hasilnya negatif," kata Khamdun saat dihubungi detikcom, Sabtu (25/7/2020).
Sedangkan 12 di antaranya adalah petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kecamatan.
"12 orang petugas (positif COVID-19) itu tersebar di beberapa desa se-16 kecamatan di Kabupaten Blora," ujar Khamdun.
Khamdun memastikan, jajaran KPU Blora yang terpapar COVID-19 belum pernah bertemu satu sama lain dalam kegiatan maupun tahapan Pilkada 2020.
Menurutnya, saat ini masing-masih dari mereka tengah melakukan isolasi mandiri dan dilarang terlibat dalam kegiatan tahapan pemilihan. Adanya hal itu, kata dia, KPU membantah apabila disebut klaster baru.
"Teori klaster yang saya pahami itu jika ada sebuah komunitas sering ketemu dalam satu waktu dan saling berinteraksi. Kalau KPU Kabupaten Blora sejak ada pandemi, ketemu dalam tahapan saja belum pernah. Jadi tidak bisa bisa dikatakan klaster baru," kata dia.
"Informasi dari gugus tugas, tertinggi itu dari beberapa desa di Kecamatan Tunjungan. Jumlahnya ada 4 orang dan dari Kecamatan Jepon jumlahnya ada 4 orang. Selain itu tersebar di beberapa desa di kecamatan lainnya," imbuhnya.
Tonton video 'Langgar Jam Malam, Warga di Surabaya Dites Urine':
(rih/rih)