Cak Nun Mengenang Sapardi Djoko Damono: Penyair Semurni Puisinya

Cak Nun Mengenang Sapardi Djoko Damono: Penyair Semurni Puisinya

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Senin, 20 Jul 2020 15:31 WIB
Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono. (Foto: Tia Agnes/detikhot)
Puisi yang dilahirkan Sapardi langsung dari jiwa manusia yang lahir dari kesunyiannya. Tidak dari obsesinya.

"Sapardi itu manusia sunyi, pokoke (inti) hati itu seperti itu, hati itu seperti itu," katanya.

Puisi Sapardi, sangat digandrungi generasi muda. Setiap kata yang digunakan oleh Sapardi sederhana namun mengena. Layaknya bercermin, membaca Sapardi seperti sedang bercermin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sapardi itu membuat (karyanya) seperti cermin atau danau di mana semua kalau mendekat ke dia akan menatap wajahnya sendiri yang murni. Jadi dia merupakan tempat bercermin anak muda," kata Cak Nun.

Kepergian Sapardi, tentunya merupakan kehilangan besar. Cak Nun pun punya harapan untuk dunia sastra selepas kepergian Sapardi.

ADVERTISEMENT

"Jadi harapan saya itu sekarang untuk sastra adalah apakah manusia tetap bersama dirinya sebagai manusia, selama generasi muda punya kesunyian untuk bercengkerama dengan dirinya sendiri maka sastra akan hidup," tutupnya.

Diketahui, sastrawan senior Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di usia yang ke-80 tahun Minggu (19/7) di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pukul 09.17 WIB.


(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads