Seorang ABG asal Sukoharjo, Jawa Tengah berinisial FAR (15) tewas saat latihan silat, Sabtu (4/7) malam. Sembilan orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
"Sembilan orang tersangka sudah ditahan," kata Kasat Reskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho saat dihubungi detikcom, Jumat (10/7/2020).
Nanung menyebutkan pihaknya masih harus melakukan penyidikan terhadap para tersangka. Hal itu untuk mengungkap peran masing-masing tersangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perannya nanti masih kita dalami. Termasuk mereka melakukan apa kepada korban, akan ada rekonstruksi," ujarnya.
Sebelumnya, FAR disebut jatuh usai dipukul dari belakang saat dicek kekuatan kuda-kuda yang sedang dilakukannya. Kepala korban disebut terbentur paving.
"Ada yang mengatakan korban jatuh karena dipukul dari belakang, (untuk) ngecek kekuatan kuda-kuda," kata Kasat Reskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho saat ditemui di kantornya, Senin (6/7/2020).
Pihaknya juga sudah mengecek hasil autopsi dari RSUD dr Moewardi, Solo. Hasilnya ditemukan ada benturan benda tumpul di bagian kepala.
"Ada benturan, diduga jatuh kepalanya terbentur paving. Penyebab jatuhnya belum tahu karena pukulan atau tendangan," terang Nanung.
Diketahui, seorang remaja di Sukoharjo berinisial FAR (15) meninggal saat latihan silat, Sabtu (4/7) malam. Paman FAR, Sutejo, mengatakan kasus kematian keponakannya itu sudah dilaporkan ke Polres Sukoharjo.
"Kita serahkan prosesnya kepada kepolisian," kata Sutejo kepada wartawan, Minggu (5/7/2020).
FAR berlatih silat bersama 20 orang temannya. Sutejo mengungkapkan, latihan itu merupakan yang pertama kalinya sejak sempat libur karena pandemi virus Corona atau COVID-19. Menurut Sutejo, latihan silat itu digelar di SDN 1 Trangsan, Gatak, Sukoharjo.
Sutejo menceritakan, usai kejadian FAR segera dibawa ke Puskesmas Gatak. Namun, nyawanya tak tertolong. Jenazah FAR lalu dibawa ke RSUD dr Moewardi Solo untuk diautopsi.
Sutejo mengungkap keponakannya mengalami luka parah di mulut dan rahangnya. Tak hanya itu, dia menyebut FAR mengalami pendarahan.
"Saat mau dikuburkan masih keluar darah di mulut," ujar Sutejo.
Tonton video 'Bunuh Bocah dengan Pulpen, Kejiwaan Ibu Tiri Dicek':
Sementara itu, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menegaskan kasus tewasnya FAR saat latihan silat tidak terkait organisasi mereka. Mereka mengklarifikasi kabar yang mengatakan para pelaku adalah warga PSHT.
"Kejadian di Gatak itu tidak terkait dengan PSHT. Baik pelatih ataupun siswa bukan dari PSHT," kata anggota Dewan Pertimbangan PSHT Cabang Sukoharjo, Choirul Rus Suparjo saat ditemui di Sukoharjo, Sabtu (11/7/2020).
Dia menjelaskan bahwa organisasi PSHT telah pecah sejak beberapa tahun lalu. Ada pihak yang mendeklarasikan diri sebagai organisasi baru.
"Kalau mereka latihan menggunakan nama PSHT maka itu ilegal," tegasnya.
Menurutnya, kejadian tersebut juga menjadi pembelajaran untuk PSHT dan seluruh masyarakat pada umumnya. Terutama saat pandemi virus Corona (COVID-19), Choirul menilai sebaiknya latihan ditiadakan terlebih dahulu.
"Kalau kami di PSHT, 90 persen kegiatan latihan off. Misal pun ada kegiatan, harus sesuai protokol kesehatan," katanya.
Terkait latihan kekuatan badan, menurutnya memang diajarkan di PSHT. Namun dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur.
"Kami tidak mengetahui kejadian di Gatak. Namun di PSHT, pelatih harus tahu kapan harus menendang. Kalau sedang tidak siap, saya pun kalau ditendang ya jatuh," kata dia.
Saat ini, pihaknya tengah membuat pusat data agar kegiatan PSHT transparan. Mereka tak ingin nama PSHT tercoreng akibat ulah oknum.
"Jadi nanti bisa dicek PSHT sedang ada kegiatan apa, latihan di mana saja, kapan waktunya, anggotanya berapa, semua bisa dicek agar transparan," kata Sekretaris PSHT Cabang Sukoharjo, Sutarto Dwi Sutrisno.