Tak hanya desa di KRB III saja, lanjut dia, untuk yang masuk KRB II juga telah mengadakan MoU. Seluruhnya ada 18 desa dan semuanya telah mengadakan MoU untuk sister village atau desa bersaudara tersebut.
"Terkait dengan desa penyangga, bahwa seluruh desa di KRB III dan KRB II di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk dan Tamansari sejumlah 18 desa, semuanya sudah mengadakan MoU antara desa yang rawan bencana merapi dengan desa yang aman, melalui program sister village," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan latihan atau simulasi evakuasi, menurut Bambang, di Boyolali setiap tahun menggelar tiga kali untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi erupsi Merapi. Tahun 2019 lalu, di gelar di Kecamatan Selo, Musuk dan Tamansari.
"Tapi tahun ini (2020) untuk sementara kita tiadakan dulu (latihan evakuasi), karena situasi kondisi saat ini sedang pandemi COVID-19. Mungkin nanti setelah perkembangannya tidak ada yang positif (COVID), insyaallah nanti pada akhir tahun atau triwulan ke empat, November, Oktober, Desember nanti kita agendakan," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, BPPTKG menyebut terjadi penggembungan pada tubuh Gunung Merapi akibat aktivitas magma di dalamnya. Warga yang tinggal di lereng Merapi diminta terus mewaspadai.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan Gunung Merapi mengalami penggembungan.
"Kondisi Merapi saat ini status masih waspada. Memang ada penggembungan tubuhnya. Tetapi kecepatannya sampai sekarang adalah setengah sentimeter per hari," kata Hanik Humaida, Rabu (9/7).
Baca juga: Waspada, Gunung Merapi Menggembung |
(rih/sip)