Warga Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, dihebohkan oleh penemuan bungkusan kain kafan yang berisi bangkai ayam hingga foto perempuan yang dikubur di makam desa setempat. Tak hanya itu, di dalam bungkusan itu juga terdapat secarik kertas yang diduga mantra.
"Sesuai dengan bungkusan sembilan bungkus. Ada jarum, ada fotonya, ada mantra-mantra," kata Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David kepada wartawan selepas pemeriksaan di makam Bakalan Krapyak, Kudus, Kamis (19/6/2020) malam.
Kertas yang juga dikubur di dalam bungkusan kain kafan itu tampak usang. Ada nama seorang perempuan dengan ketikan berbahasa Jawa yang pudar. Ketikan berbahasa Jawa ini seperti lafal mantra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi pun menduga benda-benda itu digunakan untuk ritual. Sebab, ditemukan benda-benda lain, seperti jarum.
"Diduga (santet), kayak ritual. Fotonya cewek, fotonya tidak hanya satu. Selidiki satu bangkai, satu foto, ada jarum ya, ceweknya berbeda-beda," terang David.
Terpisah, pemerhati kebudayaan dan sejarah Kudus Moh Rosyid menduga bungkusan tersebut semacam guna-guna kepada seseorang. Alasannya, ada kata-kata yang tertera seperti mantra dan ada foto perempuan.
"Ada mantra dan juga perempuan, ini sebagai tujuannya. Ini menurut saya semacam guna-guna," terang Rosyid saat ditemui di rumahnya di Desa Gondang Manis, Kecamatan Bae, siang ini.
Tonton juga video 'Saksi Mata: Geger Makam Dibongkar di Tasikmalaya':
Dosen sejarah perkembangan Islam di IAIN Kudus itu menyebut praktik ritual semacam santet maupun pelet memang pernah ditemukan di Kudus. Dia lalu mencontohkan praktik serupa itu pernah ditemukan di salah satu daerah di Kudus.
"Dulu seperti di Undaan, ini masih ada. Sekarang mungkin masih ada, tapi sembunyi-sembunyi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, digegerkan oleh penemuan benda misterius di makam desa setempat. Ada sembilan benda tak bertuan yang terbungkus kafan dan terkubur di makam tersebut.
"Benar ada penemuan barang yang mencurigakan. Tapi belum tahu pastinya," kata Kepala Desa Bakalan Krapyak, Susanto, saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (18/6).
"Kain mori (kafan) jadi pocong. Isinya belum tahu. Baunya menyengat," ujarnya.