Anak perempuan dari seorang penjaga hutan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempuh pendidikan S3 di Jepang. Sang ayah, Tukiyat menceritakan anaknya yang bernama Sawitri (26) sudah menghapal nama Latin dari pepohonan sejak kecil.
"Sejak kecil itu ia sudah hapal nama-nama Latin dari jenis-jenis pohon karena ia juga sering mendengar saat ada dosen dan mahasiswa lagi praktik lapangan," ujar Tukiyat dalam keterangan tertulis yang dikirim Humas Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada wartawan, Jumat (19/6/2020).
Tukiyat merupakan penjaga hutan Wanagama yang dikelola oleh UGM sejak tahun 1991. Sebagai penjaga hutan, ia bersama istri dan anaknya tinggal di hutan Wanagama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada tetangga atau warga yang tinggal di sekitar rumah mereka, yang ada di sekitar rumahnya hanya pepohonan dan semak belukar. Namun kondisi itu tidak jadi penghalang bagi Sawitri untuk belajar.
Justru lingkungan hutan menjadi media pembelajaran bagi Sawitri untuk mengenal hutan lebih dekat.
"Paling main di sekitar hutan atau membaca buku di rumah," kata Tukiyat.
Tukiyat bercerita, dia sering harus meninggalkan Sawitri di rumah sendiri. Hal itu terpaksa dilakukannya bila kebetulan dia ditugaskan melakukan menyemai benih di area hutan yang lokasinya agak jauh, sedangkan istrinya kadang bertugas menjadi koki saat ada tamu yang menginap di Wisma Wanagama.
"Untung anaknya penurut, jadi kita nggak khawatir dia ke mana-mana," kenangnya.
Sawitri kecil, kenang Tukiyat, sangat gemar membaca buku. Selain buku dari sekolah, koleksi buku-buku tentang kehutanan yang ada di perpustakaan Wanagama juga dilahap Sawitri.
"Sempat saya larang, karena materinya bukan untuk anak SD seusianya," ujarnya.
Ia mengaku bersyukur dan bangga pada anak perempuannya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Dia mengenang masa kecil anaknya saat masih SD hingga SMP, Sawitri selalu berjalan kaki lebih dari 2 kilometer ke sekolah.
"Ia jalan kaki sendiri, saya tidak pernah mengantar. Pas SMA di kota Wonosari, ia jalan kaki menuju jalan besar lalu naik bus ke kota," kata Sukiyat.
Sawitri menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Wonosari tahun 2011. Lalu ia melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan UGM di Prodi Silvikultur. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan S1, Sawitri melanjutkan ke jenjang S2 di prodi yang sama.
"Sejak 2017 lalu mengambil S3 di Jepang," kata Sukiyat.
Dihubungi terpisah, Sawitri yang sedang berada negeri Sakura mengatakan ia tengah mengambil kuliah program doktor di Prodi Biosphere Resource Science and Technology dengan menekuni kajian genetika hutan di Universitas Tsubuka. Sawitri menyampaikan, bila pendidikan S3 bisa rampung pada September mendatang maka ia menyelesaikan pendidikan doktor tepat tiga tahun.
"Saya masuk September 2017 dan akan selesai September tahun ini, tinggal menunggu ujian doktor akhir Juli ini," kata perempuan kelahiran Gunungkidul, 26 juni 1994 ini.