Tradisi Garebek Kupat atau ketupat dan gelar budaya di Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, tahun ini ditiadakan. Acara yang biasanya berlangsung pada Bulan Syawal itu ditiadakan karena pandemi virus Corona atau COVID-19 belum mereda.
"Tradisi Garebek Kupat dan gelar budaya saat ini ditiadakan karena pandemi COVID-19. Biasanya dilangsungkan setiap bulan Syawal tepatnya pada Hari Lebaran kelima," kata salah seorang tokoh masyarakat Dusun Dawung, Gepeng Nugroho saat dihubungi detikcom, Jumat (29/5/2020).
Gepeng mengatakan pelaksanaan acara ini semestinya berlangsung pada hari kelima setelah Idul Fitri atau Kamis (28/5) kemarin. Biasanya panitia mengedarkan kelontong ketupat kepada masing-masing rumah warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehari sebelumnya panitia mengedarkan kelontong ketupat kepada masing-masing rumah untuk diisi biasanya isinya uang atau voucher. Terus kelontong ketupat nantinya dirangkai menjadi gunungan raksasa," ujar Gepeng.
Gunungan ketupat tersebut, kata Gepeng, nantinya diletakkan di masjid dan didoakan oleh tokoh agama setempat. Baru kemudian gunungan ketupat itu diarak warga ke lapangan.
Nantinya sebelum diperebutkan, kata Gepeng, sesepuh menyampaikan pesan dan nasihat saling memaafkan di Bulan Syawal. Kemudian setelah itu, warga diperbolehkan berebut gunungan ketupat tersebut.
Dalam acara itu, kata Gepeng juga biasanya dimeriahkan dengan tarian Pawitra atau penyucian diri.
"Ketupat yang diperebutkan sekitar 2.000 sampai 2.500-an. Setelah itu, dilanjutkan dengan gelar budaya," pungkasnya.