Kecewanya Warga yang Ditolak Ikut Rapid Test Klaster Indogrosir Sleman

Kecewanya Warga yang Ditolak Ikut Rapid Test Klaster Indogrosir Sleman

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 15:40 WIB
Warga yang ditolak ikut rapid test klaster Indogrosir Sleman meski membawa syarat KTP dan struk belanja, Selasa (12/5/2020).
Warga yang ditolak ikut rapid test klaster Indogrosir Sleman meski membawa syarat KTP dan struk belanja, Selasa (12/5/2020). (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom)
Sleman -

Supriyanto harus pulang ke rumahnya dengan raut muka kecewa. Pasalnya pria 37 tahun itu gagal ikut dalam program rapid test massal yang diselenggarakan Pemkab Sleman dalam rangka tracing klaster Indogrosir.

Pemkab meminta kepada warga Sleman yang berbelanja di Indogrosir, Mlati pada rentang 19 April 2020 hingga 4 Mei mengikuti rapid test massal. Padahal, pria asal Mlati, Sleman itu pernah berbelanja di Indogrosir pada tanggal 28 April 2020. Dia pun mengaku jika saat berbelanja di Indogrosir itu hanya seorang diri.

"Ya ke sini (GOR Pangukan) bermaksud tes. Dulu belanja tanggal 28 April 2020 tapi cuma sendiri belanjanya," kata Supri saat ditemui di GOR Pangukan, Slemaan, Selasa (12/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Supri pun datang dengan menunjukkan syarat yang diminta oleh Pemkab seperti ber-KTP Sleman dan membawa bukti berupa struk belanja. Namun dia tetap ditolak karena telat mendaftar secara online.

"Tapi karena telat dapat informasi sehingga kemarin melakukan daftar online tapi terlambat karena baru tahu pukul 21.30 WIB tapi pendaftaran sudah tutup pukul 14.00 WIB," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dia pun datang dengan harapan bisa ikut tes dengan mendaftar secara manual. Apalagi dari informasi di akun media sosial Pemkab Sleman baru ada 1.422 orang yang dites dari total 1.500 kuota rapid test.

"Tetap tidak bisa, harus daftar online dulu katanya," tuturnya.

Akibat tidak bisa rapid test, Supriyanto pun berencana untuk melakukan rapid test mandiri di Puskesmas atau rumah sakit yang menyediakan layanan tersebut. Untuk saat ini dia hanya memilih untuk melakukan isolasi mandiri.

Sementara itu, Winda Ferdian (30) warga Sleman punya nasib yang lebih mujur. Dia bisa ikut dalam rapid test walaupun tetap merasa cemas dengan hasil yang akan didapatkan.

"Kemarin dapat info dari Instagram, lalu daftar. Saya ke Indogrosir waktu itu tanggal 3 Mei sama suami tapi pas suami di parkiran," kata Winda.

Dia pun mengaku terkejut dengan pengumuman ada satu orang karyawan Indogrosir yang positif. Akhirnya isolasi mandiri pun dipilih.

"Kaget, tidak tahu ada yang positif. Ya khawatir juga karena di rumah ada anak kecil. Kami lalu isolasi mandiri sejak tahu ada kasus itu," ungkapnya.

Hingga saat ini, dia merasakan tidak ada gejala. Meski demikian dia terus menerapkan protokol kesehatan dan berharap nanti hasilnya negatif.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan masih tersisa kuota rapid test sebanyak 78 orang. Dia pun masih mencarikan solusi bagi warga Sleman yang memenuhi syarat namun gagal saat mendaftar online.

"Nanti kami rapat evaluasi, akan kami bahas solusinya," kata Joko.

Sebelumnya, penelusuran terhadap klaster Indogrosir Sleman terus berlanjut. Pemkab Sleman hari ini melakukan rapid test terhadap sekitar 500 pengunjung Indogrosir yang berkunjung pada tanggal 19 April-4 Mei. Rapid test massal ini dilakukan dua gelombang. Untuk gelombang pertama dilakukan tiga hari mulai hari ini hingga Kamis (14/5) di GOR Pangukan, Tridadi, Sleman.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads