Hanya Mampu Bertahan hingga Juli, Solo Zoo Buka Program Adopsi Satwa

Hanya Mampu Bertahan hingga Juli, Solo Zoo Buka Program Adopsi Satwa

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Senin, 04 Mei 2020 14:52 WIB
Hewan koleksi Taman Satwa Taru Jurug atau Solo Zoo
Hewan koleksi Taman Satwa Taru Jurug atau Solo Zoo. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Zoo tutup sejak Solo ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona atau COVID-19. Pemasukan dari tiket terhenti dan kemampuan bertahan hanya cukup hingga bulan Juli 2020. Pihak manajemen meluncurkan program adopsi satwa.

Saat ini, manajemen TSTJ meluncurkan kembali program adopsi satwa. Program lama TSTJ tersebut kembali diluncurkan untuk membantu pemeliharaan satwa di masa pandemi COVID-19 ini.

"Kemarin justru masyarakat yang mendorong agar program ini diluncurkan kembali. Masyarakat bisa membantu memberikan bantuan pakan hewan," kata Dirut TSTJ, Bimo Wahyu Widodo saat dihubungi detikcom, Senin (4/5/2020).


Adopsi bukan berarti boleh membawa satwa pulang. Pengadopsi hanya memberi bantuan pakan hewan atau dalam bentuk lain.

"Karena kondisi kita paling tidak bisa bertahan sampai Juli. Setelah itu kami khawatir jika pandemi masih berkepanjangan akan berdampak pada kesejahteraan hewan," ujarnya.

Dia memperkirakan potensi pendapatan TSTJ hilang hingga miliaran rupiah. Apalagi bulan ini seharusnya pendapatan TSTJ dioptimalkan saat lebaran. "Lebaran itu potensi kita sebenarnya Rp 1,6 miliar satu pekan. Untuk menutup itu, tiga bulan ini kita dibantu Pemkot Solo Rp 300 juta," ujarnya.


Sementara itu, kurator TSTJ, Ontowiryo mengatakan tak ada yang berubah dari perawatan satwa selama kebun binatang tutup. Jatah pakan hewan tak ada yang dikurangi. Kondisi 400 ekor satwa yang ada di TSTJ pun disebut dalam kondisi baik. Dia menyebut tingkat stres binatang juga menurun karena suasana yang lebih sepi.

"Tingkah laku hewan jadi lebih tenang. Makannya juga tidak sisa banyak," kata Ontowiryo saat ditemui di TSTJ.

Bahkan beberapa satwa beranak saat kebun binatang ditutup. Beberapa hewan yang beranak, antara lain unta, rusa dan walabi.


Terkait puasa hewan yang disarankan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), pihaknya sudah melakukannya secara rutin. Cara tersebut sudah diterapkan sejak lama. Puasa diterapkan untuk binatang karnivora seperti singa dan harimau. Hewan tersebut puasa tiap hari Rabu dan Sabtu.

"Tapi bukan berarti tidak makan sama sekali. Yang biasanya makan 4-5 kg, dikurangi jadi 1 kg. Sabtu ditambah tulang iga sapi untuk mengikis karang giginya," ujar dia.

Menurutnya, puasa dilakukan agar satwa tidak mengalami kegemukan. Seperti manusia, jika terjadi obesitas maka akan mendatangkan penyakit. "Untuk herbivora tidak dilakukan puasa, setiap hari makan biasa. Kalau reptil memang makannya bisa sepekan sekali atau 10 hari sekali," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(mbr/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads