2 Kandidat Ini Mundur dari Pencalonan Jika Pilkada Tetap Digelar 2020

2 Kandidat Ini Mundur dari Pencalonan Jika Pilkada Tetap Digelar 2020

Bayu Ardi, Aris Arianto - detikNews
Minggu, 26 Apr 2020 13:28 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Yogyakarta -

Dua pendaftar Pilkada Serentak 2020 di Jawa Tengah, telah menyampaikan tekadnya akan mundur dari pencalonan. Dua-duanya beralasan bahwa pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi seperti sekarang tidak sepantasnya dilakukan.

Bakal calon Wali Kota Solo dari PDIP, Achmad Purnomo menyatakan keinginannya mengundurkan diri dari kancah Pilkada Solo. Alasannya karena dia merasa tidak enak hati jika mengurusi politik di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19.

"Kayaknya kondisi (pandemi Corona) berkepanjangan, bahkan Presiden mengatakan sampai setahun," kata Purnomo di Solo, Jumat (24/4). "Saya tak sampai hati karena pandemi belum berakhir," lanjut rival Gibran Rakabuming Raka dalam memperebutkan rekomendasi Pilkada Solo dari PDIP tersebut.


Purnomo mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang memperkirakan pandemi ini bisa berlangsung selama setahun. Sehingga jika Pilkada berlangsung 9 Desember, maka kegiatan kampanye akan dimulai beberapa bulan sebelumnya. Padahal diperkirakan pandemi saat itu belum berakhir.

"Saya belum tahu jadwalnya, tapi diperkirakan masih dalam situasi COVID-19. Kalau benar 9 Desember, saya akan mengajukan ke DPC minta diperkenankan mundur dari bakal calon. Ini semata-mata alasan hati, tak ada kaitannya dengan politik," kata mantan dosen UGM yang kini menjabat Wakil Walik Kota Solo tersebut.

Tak hanya Purnomo, Bupati Wonogiri petahana, Joko Sutopo lebih tegas lagi mengungkapkan tekadnya mundur dari pncalonannya di Pilkada Wonogiri untuk periode kedua.

"Ada wacana Pilkada digelar Desember 2020. Jika itu yang terjadi maka saya mundur saja dari pencalonan," tegas Joko, Jumat (24/4).


Jekek, demikian dia akrab disapa, mengutarakan ketika KPU nanti sudah memberikan kepastian bahwa Pilkada digelar akhir 2020 maka dia akan berkirim surat ke DPP PDIP. Prinsipnya dia tidak akan mencalonkan diri sebagai bupati lagi. Padahal sejauh ini Jekek adalah cabup tunggal untuk Pilkada Wonogiri dari PDIP dan banyak pihak memprediksi dia akan berhadapan dengan kotak kosong di Pilkada Wonogiri mendatang.

"Semua pihak seharusnya fokus pada penanganan dan recovery COVID-19, setelah kelar (menangani pandemi Corona), barulah bicara Pilkada. Corona belum bisa dipastikan kapan berakhir," ungkapnya.


Politisi senior yang juga Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo menyatakan dukungan atas pengunduran diri tersebut. Dia sendiri juga menilai pilkada pada Bulan Desember 2020 sebahai yang tidak realistis.

"Pilkada Desember itu menurut saya tidak realistis dengan kondisi seperti saat ini. Ngurusi rakyat wae repot, ngurus Pilkada (mengurus rakyat saja repot, kok ditambah pilkada)," kata Rudy di Solo, Jumat (24/4).

Pilkada kali ini juga dinilainya tidak realistis karena wali kota terpilih hanya memimpin selama tiga tahun. Waktu tiga tahun dirasa tidak efektif untuk menyelesaikan permasalahan daerah.

"Sekarang Corona ini selesai kapan? Lalu 2024 Pilkada lagi. (Setelah terpilih) adaptasi masyarakat setahun. Paling efektifnya setahun. Buang-buang energi lah," kata Rudy.


Karena itulah jika nanti Achmad Purnomo sudah menyampaikan secara resmi, Rudy akan meneruskannya hingga ke DPP PDIP. "Saya dukung (Purnomo) untuk mengundurkan diri," kata Rudy.

Tak hanya Purnomo yang didukungnya untuk mundur, Rudy juga menegaskan akan mendukung jika pasangan Purnomo dalam pencalongan Pilkada solo, Teguh Prakosa juga mundur. "Sekalian Pak Teguh (yang mundur) juga tidak apa-apa," tegas Rudy.


Purnomo-Teguh adalah pasangan yang secara resmi diajukan oleh DPC PDIP Kota Solo untuk dimintakan rekomendasi ke DPP sebagai pasangan yang maju dalam Pilkada Solo 2020. Di tengah jalan kemudian muncul bakal calon lain yakni Gibran rakabuming Raka yang mendaftar lewat DPD PDIP Jateng.

Halaman 2 dari 2
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads