Dedi memaparkan setidaknya ada tiga hal penting yang harus diwaspadai dalam beberapa waktu ke depan. Hal yang berpotensi untuk mengubah timeline menjadi lebih cepat atau lebih lambat dari yang diprediksikan dan dengan jumlah kasus yang berkurang atau melebihi prediksi ini.
Pertama, kondisi dan usaha untuk merubah kecepatan penularan bahkan memutus total rantai penularan penyakit. Dilakukan melalui pengendalian yang efektif terhadap episentrum-episentrum penyebaran virus yang telah ada khususnya kelompok provinsi-provinsi zona merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika semua klaster dan episentrum yang telah diketahui bisa dikendalikan dengan efektif dan saat yang sama pencegahan maksimal terhadap kemungkinan tumbuhnya klaster baru di setiap daerah dilakukan dengan baik maka wabah bisa selesai jauh lebih cepat dengan jumlah kasus lebih kecil," ucapnya.
Sebaliknya, jika pengendalian tidak berhasil dilakukan maka timeline wabah akan mundur dan jumlah penderita yang lebih besar dari prediksi sementara masih mungkin terjadi.
Kedua, fenomena mudik pada bulan Mei secara masif atau bentuk migrasi lain dari daerah pusat penyebaran khususnya daerah zona merah yang sangat berpotensi untuk ditunggangi virus.
"Pemerintah sejak tanggal 24 April 2020 telah mengeluarkan larangan untuk kegiatan mudik. Larangan ini sejalan dengan upaya pengendalian risiko wabah yang bila ditaati akan menghambat tumbuhnya klaster-klaster penyebaran baru di seluruh Indonesia," paparnya.
"Tumbuhnya klaster-klaster baru perlu dicegah agar wabah tidak mundur lebih lama ke belakang yang berakibat akhir wabah di setiap wilayah akan berbeda-beda. Akhirnya menyebabkan perkiraan laju tambahan jumlah kasus di setiap wilayah akan berbeda-beda dan akan memengaruhi timeline dan nilai akhir total prediksi nasional," lanjutnya.