Rumah sakit darurat virus Corona milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen sudah siap digunakan. Saat ini 108 tenaga medis, paramedis dan tenaga penunjang, sedang menjalani pelatihan khusus selama empat hari, sebelum RS Darurat Corona ini benar-benar beroperasi.
"Persiapan rumah sakit darurat sudah selesai. Kita siapkan 24 kamar dengan fasilitas yang baik. Saat ini kita sedang mengumpulkan teman-teman medis dan semuanya yang akan bertugas, untuk menjalani pelatihan dalam sepekan ke depan," ujar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, di sela pengecekan RS Darurat Corona di Kompleks Technopark Ganesha Sukowati, Senin (13/4/2020).
Yuni mengerahkan total 108 tenaga medis, paramedis dan tenaga penunjang, untuk mengoperasikan RS Darurat Corona tersebut. Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya merupakan dokter sementara 48 lainnya adalah perawat. Tenaga medis dan paramedis ini berasal dari rumah sakit negeri dan swasta di Sragen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nanti kita sistem kloter. Satu kloternya 20 orang tenaga medis dan paramedis. Mereka nanti akan bekerja dalam 3 shift selama 14 hari pertama. Setelah itu mereka akan menjalani karantina selama 14 hari di lokasi yang sudah kita siapkan, sebelum diperbolehkan libur selama 14 hari. Lalu dilanjutkan oleh kloter berikutnya," urai Yuni yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sragen ini.
Yuni melanjutkan RS Darurat ini memiliki 24 kamar yang masing-masing bakal diisi satu orang. Fasilitas di kamar tersebut setara dengan kamar kelas I di rumah sakit, ada tempat tidur, tabung oksigen, dan kamar mandi dalam.
"Nanti rumah sakit darurat ini kita gunakan untuk pasien PDP yang masih harus menunggu hasil swab, termasuk pasien ODP yang perlu perawatan lebih. Kalau kondisinya memburuk langsung kita rujuk ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro," paparnya.
Sementara itu, anggota tim COVID-19 RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, dr Lulus Budiarto mengatakan pelatihan dilakukan untuk memberikan pemahaman seragam terkait prosedur penanganan pasien Corona. Pelatihan ini meliputi deteksi pasien Corona hingga perlakuan khusus bagi pasien tersebut.
"Kita berikan pelatihan untuk mendeteksi pasien apakah itu layak dikategorikan PDP. Nanti kita latih teman-teman untuk bisa melakukan deteksi," katanya.
"Nanti ada pelatihan anamnesis serta pemeriksaan fisik yang perlu dipertajam. Nanti ada warning score, dari situ bisa kita tentukan masuk PDP atau ODP. Termasuk tenaga penunjang juga kita berikan pelatihan karena semuanya memerlukan perlakuan khusus," terang Lulus.
Sebelumnya, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menyebut RS Darurat Corona ini disiapkan jika terjadi outbreak virus Corona di Sragen. Jika nantinya dibutuhkan, tidak menutup kemungkinan bakal menambah ruangan di RS Dararat Corona.