Pemerintah Kabupaten Sragen akan menggunakan gedung Technopark Ganesha Sukowati sebagai rumah sakit (RS) darurat pasien virus Corona. Lokasi itu menggantikan gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) yang awalnya dilirik untuk disulap jadi RS darurat Corona.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkapkan, pemindahan lokasi RS darurat ini merupakan masukan terutama dari kalangan kedokteran. Gedung SMS dianggap terlalu terbuka sehingga dikhawatirkan justru akan mempermudah penyebaran virus Corona (COVID-19).
"Gedung SMS ruangannya terlalu terbuka. Kalau hanya disekat empat, kemudian hanya dibedakan (pasien) laki-laki dan perempuan, itu sangat mempermudah lagi risiko penularannya lebih tinggi," ujar Yuni kepada wartawan, Kamis (2/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai gantinya, lanjut Yuni, Pemkab Sragen akan menggunakan gedung Technopark Ganesha Sukowati Sragen di jalan Dr Sutomo No. 5, Kelurahan Sine yang dianggap lebih cocok sebagai ruang perawatan pasien Corona. Gedung yang dulunya dipergunakan sebagai asrama magang ke Jepang ini saat ini sedang proses perbaikan agar bisa segera digunakan.
Baca juga: Boyolali Bakal Punya RS Darurat Corona |
Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno menambahkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan ke lokasi gedung Technopark untuk memastikan kelayakan lokasi tersebut. Pengecekan yang dilakukan bersama tim medis, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), dokter spesialis penyakit dalam dan paru itu langsung memutuskan gedung Technopark memenuhi standar kelayakan.
"Kita punya 26 kamar yang sedang kita siapkan. Harapannya selesai dalam waktu sepekan ke depan. 26 kamar ini bersekat permanen, ada kamar mandi dalam, dan bentuknya langsung lorong kayak rumah sakit," terang Dedy.
Dedy melanjutkan, dibandingkan dengan gedung SMS yang belum jelas penyekatan dan pembagian ruangnya, kelebihan gedung Technopark adalah melimpahnya ruangan. Sehingga sarana-sarana pendukung seperti ruang pelayanan, pertemuan, ruang ganti, ruang obat, maupun ruang APD semuanya siap digunakan.
"Saat ini sedang proses pengerjaan. Jadi sudah ada satu gedung yang akan kita pakai, alur untuk drop pasien, jalan masuk tim medis semuanya sudah berbeda-beda. Kapasitasnya sementara kita siapkan 26 ruangan, tapi kalau seandainya dibutuhkan penambahan kita siapkan 26 ruangan lagi," tambah Dedy.
Saat ini, pihaknya sedang melakukan pembenahan beberapa fasilitas seperti akses air serta penambahan beberapa kanopi pada lokasi penurunan pasien. Dedy mengungkapkan, seluruh tempat tidur pasien juga sudah siap, sementara alat kesehatan dan alat pendukungan lainnya akan disiapkan setelah pembenahan lokasi selesai dilakukan.
"Jadi kalau nanti sampai ada outbreak pun kita siap. Tapi harapan kita rumah sakit darurat ini tidak jadi dipakai, artinya ledakan pasien Corona di Sragen tidak terjadi," pungkas Dedy.