Awalnya, pelaku berinisial S itu pulang dari Jakarta menuju Solo. Diduga tak punya uang, S berhenti di terminal bus Purwokerto dan memesan ojol untuk mengantarkannya ke Solo, Sabtu (4/4).
S menjanjikan bayaran Rp 700 ribu kepada driver ojol tersebut. Setiba di kawasan rumah S di Banyuanyar, Banjarsari, Solo, dia kabur dengan alasan mampir untuk salat di masjid.
"Karena dia nggak punya duit, ingin pulang ke Solo, terus dia lari itu," kata Kapolresta Solo Kombes Andy Rifai, Rabu (8/4/2020).
Sampai di kampung, dia ditolak keluarga. S memang seharusnya mendatangi Posko COVID-19 Pemkot Solo karena baru tiba dari daerah zona merah.
Dia akhirnya datang ke Posko COVID-19 sekaligus rumah karantina di Grha Wisata Niaga, Selasa (7/4). Di situlah S diamankan polisi karena dugaan penipuan terhadap driver ojol.
"Di situ (Grha Wisata Niaga) pelaku kami amankan. Tapi karena dia datang dari Jakarta dan kondisinya batuk-batuk, dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Kabar penolakan keluarga itu juga didengar Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Kini S dirawat di rumah sakit karena kondisinya batuk dan demam.
"Sama keluarganya ditolak. Terus dikarantina di Grha Wisata Niaga," kata Rudy, Rabu (8/4/2020).
"Kemarin malam dia datang ke posko. Saya minta dirujuk ke rumah sakit karena panas dan batuk-batuk," ujar Rudy.
Pemerintah: Jangan Mudik, Agar Tak Tambah Risiko Penularan Corona:
(bai/mbr)