Sementara itu, Koordinator Ikatan Alumni Lemhannas Jateng David M Ardyantara menyebut ada imbauan dari WHO agar tidak menyemprotkan disinfektan ke manusia. Namun dia memastikan cairan yang disemprotkan di bilik itu merupakan antiseptik yang tidak berbahaya bagi manusia.
"Setelah berdiskusi dengan Lemhannas, cairan yang dipakai bukan disinfektan, melainkan cairan antiseptik atau rebusan daun sirih yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Yang jadi polemik kan cairan disinfektannya," jelas David.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya Masjid Agung Jateng bakal diberi tiga unit bilik penyemprotan. Kemudian tempat lainnya di pasar dan tempat ibadah.
"Kami sampaikan sudah bagikan di Magelang, Temanggung, Semarang, akan menyusul Surakarta, semua fasilitas umum," tutupnya.
(ams/sip)