Cerita Pasien Corona Sembuh di Yogya: Stres hingga Ingin Kabur dari RS

Cerita Pasien Corona Sembuh di Yogya: Stres hingga Ingin Kabur dari RS

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 02 Apr 2020 19:37 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Foto: Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Yogyakarta -

Setelah menjalani perawatan selama dua pekan, seorang pria warga Kota Yogyakarta akhirnya dinyatakan sembuh dari virus Corona (COVID-19). Ternyata, pria berusia 60 tahun itu sempat berniat melarikan diri ketika menjalani isolasi di RSUD Yogyakarta.

Melalui teleconference dengan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, pria tersebut menceritakan kisahnya. Awalnya dia periksa ke salah satu rumah sakit (RS) swasta di Kota Yogyakarta karena mengalami batuk, demam dan sesak napas.

"Pertama kali saya cuma periksa di Rumah Sakit Bethesda itu tanggal 14 (Maret) karena badan panas dan batuk serta sesak, dan saya sempat dikatakan tidak sadarkan diri," katanya saat melakukan teleconference dengan Heroe, Kamis (2/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, dia menjalani rawat inap di RS tersebut selama dua hari. Hingga akhirnya pada tanggal 16 Maret pihak RS merujuknya ke RSUD Kota Yogyakarta.

"Saya opname di Bethesda dua hari, terus Senin saya dirujuk ke RSUD Kota Yogyakarta," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Pria ini melanjutkan ketika menjalani hari pertama karantina di RSUD Kota Yogyakarta dia mengalami stres berat. Hal itu berlanjut saat menjalani karantina pada hari kedua.

"Hari Senin, saat pertama dikarantina, hari pertama kedua memang saya sangat stres, sangat-sangat stres karena biasanya melanglang buana bersama istri saya," katanya.

"Perasaan saya seperti di dalam penjara, saya merasa tidak sakit, meski batuk-batuk badan saya tidak sakit," lanjutnya.

Karena itu, dia sempat ingin melarikan diri dari RS tersebut. Namun, akhirnya hasil uji laboratorium keluar dan mengharuskannya untuk menjalani isolasi hingga sembuh.

"Hari pertama dan kedua saya sempat mau melarikan diri, apalagi kalau sampai pintu itu dikunci, saya sempat bilang sama Ibu Rina kalau tidak salah, 'pintu saya jebol saya akan melarikan diri' karena saking stresnya," ucapnya.

"Saya tahu saya sakit itu kalau malam (hari) sesak dan batuk tidak berhenti, suhu tubuh saya sampai 40. Setelah uji lab saya positif, dan harus diisolasi, ya sudah saya terima dengan ikhlas," imbuhnya.

Selama menjalani masa perawatan itu, akhirnya dia menyadari bahwa melarikan diri dari RS adalah hal yang keliru. Mengingat penyakit yang dia idap dapat menular kepada orang lain.

"Tetapi sejalan dengan waktu perawatan, alhamdulillah pada hari ketiga keempat saya baru menyadari bahwa Corona ini sangat membahayakan dan saya harus menyelamatkan diri saya, menyelamatkan keluarga saya dan masyarakat pada umumnya seandainya saya tidak dirawat, itu yang saya rasakan," ucapnya.

Selanjutnya dia menjalani perawatan di ruang isolasi. Selama di ruang tersebut, dia semakin sadar bahwa pasien positif Corona penting untuk menjalani isolasi.

"Setelah berjalan beberapa hari selama isolasi saya berinisiatif, bangun pagi jam 04.30 WIB, mandi, salat subuh. Setelah itu mengaji dan berolahraga seperti senam dan saya sengaja tidak menonton TV karena isinya itu (berita Corona) semua," katanya.

"Dan rutin saya lakukan selama dua minggu dan hari ini, hari ke-18, alhamdulillah saya sudah sembuh total menurut hasil lab. Saya merasakan sudah tidak batuk tidak tersengal-sengal," imbuhnya.

Menurutnya, kesembuhannya tidak lepas dari penanganan tenaga medis di RSUD Kota Yogyakarta, khususnya dalam penanganan psikis. Bahkan saat stres, para perawat menelepon dengan maksud menghiburnya.

"Harapan saya, saya sembuh bukan karena obat saja tapi pelayanan yang luar biasa dalam menangani pasien. Terima kasih untuk para petugas medis, paramedis yang sudah merawat saya dengan sangat-sangat sabar khususnya kepada dokter Nugroho," katanya.

Dia juga meminta agar masyarakat tidak perlu takut memeriksakan diri jika mengalami gejala Corona. Mengingat semakin mudah terdeteksi maka semakin cepat pula meraih kesembuhan.

"Oleh sebab itu saya minta kepada seluruh masyarakat yang punya gejala Corona untuk berobat, tidak usah takut untuk diisolasi. Karena kalau diisolasi itu kita menyelamatkan orang banyak. Kata dokter dengan isolasi itu kita mencari pahala untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menegaskan, bahwa pasien yang telah dinyatakan positif mengidap Corona dapat disembuhkan. Selain itu, Heroe juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu mempraktikkan hidup bersih dan sehat.

"Ada pasien yang masuk kluster Bogor, hari ini keluar dan tadi sudah dijemput oleh keluarganya. Pasien ini masuk isolasi selama 18 hari di RS Jogja dan sudah tiga kali diperiksa negatif. Akhirnya tadi malam, hasil akhirnya negatif lagi," katanya melalui keterangan tertulis.

"Hal ini jelas kita sambut gembira dan menunjukkan bahwa COVID-19 itu bisa sembuh. Kesembuhan pasien juga memberi semangat pada yang lain untuk menjaga kesehatan dan selalu jaga kebersihan," sambung Heroe.

Halaman 2 dari 3
(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads